Jum'at, 19/04/2024 07:46 WIB

Efek Regenerasi Petani Dipercepat, Startup di Sektor Pangan Bermunculan

Selain itu, dalam hal finansial orang yang fokus dalam bidang pertanian bisa memiliki penghasilan yang lebih baik dari profesi lainnya.

Kementan menobatkan salah satu generasi milenial pertanian, Rahman menjadi Duta Petani Milenial. (Foto: SDM Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Startup di sektor pertanian yang terus bertambah merupakan bukti keseriusan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam melakukan percepatan regenerasi petani.

Saat ini, generasi milenial di bidang pertanian tak hanya sekedar bertani, namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital.

Seperti yang ditegaskan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bahwa hidupnya pertanian adalah hidupnya bangsa termasuk generasi milenial.

"Hari ini kita bicara pertanian yang maju mandiri dan modern. Saat ini kita dihadapkan dengan paradigma baru, yaitu cloud digital. Punya anak milenial yang bisa hubungkan awan digital dengan pertanian maka dunia dalam genggaman," ujar Syahrul.

Awal pekan ini, Kementan menobatkan salah satu generasi milenial pertanian, Rahman menjadi Duta Petani Milenial. Ia merupkan petani pengusaha dalam budidaya Hortikultura khususnya bawang merah dan cabai.

Keseharian pemuda asal Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan itu, selain sebagai Ketua Kelompok Tani Moncong Kallang 3, juga sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Merapi yang dibina Pusat Pelatihan Pertanian.

Usaha yang telah ditekuninya selama 10 tahun ini membuahkan hasil yang memuaskan. "Alhamdulillah, panen terakhir bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp95 juta dari bawang merah dan Rp35 juta dari tanaman cabai yang ditanam," ujar Rahman.

Dengan hasil yang diperolehnya selama ini, Rahman ingin menjadi pelopor pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian khususnya di bidang hortikultura.

"Sudah semakin banyak yang merasakan manfaat dari sisi finansial jika fokus di bidang pertanian, bahkan ada diantara rekan kami pengelola P4S sesama petani muda yang mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp50 juta dalam sebulan," tuturnya.

Rohman mengakui profesinya ini sangat nyaman. Ada banyak manfaat dari profesi sebagai petani atau terlibat dalam bidang pertanian, diantaranya adalah kebebasan mengatur waktu, sehat secara fisik karena senantiasa berkeringat.

Selain itu, dalam hal finansial orang yang fokus dalam bidang pertanian bisa memiliki penghasilan yang lebih baik dari profesi lainnya.

"Sebagai contoh, dengan lahan 1,5 hektare yang ditanami komoditas hortikultura, saya bisa mendapatkan keuntungan bersih 130 juta dalam jangka 5 bulan. Ini berarti, dalam 1 bulan rata-rata penghasilan sekitar 26 juta," jelasnya.

"Untuk itu, saya juga berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi petani. Jangan takut dan ragu untuk terjun dalam sektor pertanian. Bertani itu menjanjikan dan mengungungkan," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, bertambah dan meningkatnya startup di sektor pertanian merupakan bukti sektor pertanian punya peluang besar.

"Generasi milenial saat ini semakin cerdas dalam mencari peluang bisnis. Terjun dan mencintai dunia pertanian akan makin menguasai cara mengembangkan pertanian dari hulu hingga hilirnya menjadi peluang bisnis," katanya."Apalagi ditambah dengan memanfaatkan teknologi digital akan makin menjanjikan tentunya," sambungnya.

KEYWORD :

Regenerasi Petani Dipercepat Startup Pangan Petani Milenial Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :