Kamis, 18/04/2024 11:59 WIB

Kepanikan Global Mereda, Rupiah Bergerak Menguat

Perkembangan Rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh berlanjutnya pasokan valas dari pelaku domestik

Bank Indonesia

Jakarta, Jurnas.com - Meredanya kepanikan di pasar keuangan global membuat tekanan terhadap rupiah berkurang hingga bergerak menguat. Selain itu, hal ini disebabkan berjalannya mekanisme pasar, sehingga mampu mendorong aliran modal asing masuk.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan,rupiah yang menguat didorong oleh kembali meningkatnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pasca ditempuhnya berbagai kebijakan di banyak negara untuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19, termasuk Indonesia.

“Perkembangan rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh berlanjutnya pasokan valas dari pelaku domestik sehingga dapat terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah,” jelas Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur, secara virtual di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Adapun pada 13 April 2020, rupiah menguat 4,35 persen secara point to point dibandingkan dengan level pada akhir Maret 2020. Namun rupiah masih mencatatkan depresiasi sekitar 11,18 persen dibandingkan dengan level akhir 2019.

Menurut data Bloomberg pada pukul 15.30 WIB, di pasar spot exchange, kurs rupiah berada di level Rp 15.645 per dolar AS atau terdepresiasi 15 poin (0,1 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp 15.630. Transaksi rupiah hari ini diperdagangkan dalam kisaran Rp 15.645-Rp 15.707,5 per dolar AS. Secara year-to-date, rupiah terkoreksi hingga 12,83 persen.

Perry Warjiyo mengatakan bahwa, perkembangan Rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh berlanjutnya pasokan valas dari pelaku domestik sehingga dapat terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah.

“Saya nyatakan penguatan rupiah mekansime pasar, dalam bentuk bid dan over dari pelaku apakah bank atau broker berjalan secara baik. Kemudian pasokan tak hanya dari perbankan tapi juga para eksportir,” tegas Perry Warjiyo.

Meskipun saat ini rupiah telah menguat, namun ia tak memungkiri bahwa rupiah masih pada posisi undervalued akan tetapi akan terus bergerak menguat dan stabil ke arah Rp 15.000 per dolar AS di akhir tahun 2020.

Kedepan, Bank Indonesia akan terus meningkatkan intensitas intervensi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian SBN dari pasar sekunder.

Hal ini sebagai langkah, untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas.

KEYWORD :

Bank Indonesia rupiah kurs




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :