Rabu, 24/04/2024 18:29 WIB

Ternyata, KRL Ambil Untung Saat Musibah

Padahal, insiden yang terjadi pada Selasa itu adalah murni  kesalahan layanan KRL yang membuat penumpang panik.

Penumpang perempuan berdesakan di salah satu kereta commuter line (KRL). Foto : Liputan6.com

Jakarta- Gangguan yang terjadi pada  comuter line (KRL) Jabodetabek,   jurusan bogor- Jatinegara melintasi stasiun Senen pada Selasa Petang, 16 Agustus 2016   menyisahkan masalah bagi penumpang berlangganan yang akan menumpang pada  hari ini (18/6). Pasalnya, penumpang dikenakan sanksi pemotongan saldo.

Padahal, insiden yang terjadi pada Selasa itu adalah murni  kesalahan layanan KRL yang membuat penumpang panik. Karena usai melintasi stasiun senen,  kereta tiba-tiba berhenti dan sempat ada percikan api dari kabel kereta. Sehingga, penumpang terpaksa membuka paksa pintu dan meloncat ke luar.

Saat kejadian, tidak ada satu pun petugas yang membantu masyarakat. Tak ayal, banyak penumpang yang keseleo pada bagian kaki. Dan akhirnya, penumpang bertiket langganan harus pulang mengenakan kendaraan angkutan umum tanpa sempat menempelkan tiket kedatangan.

Nah, inilah yang menjadi masalah seperti yang dialami Yanti pagi hari ini saat akan bekerja di kawasan Kalibata, Jakarta. Oleh petugas di Stasiun Sentiong, tiketnya dianggap kena finalty atau dianggap hangus karena tidak menempelkan kartu saat kedatangan. Dia protes, karena saat kejadian tidak mungkin harus berjalan kaki ke Stasiun hanya untuk sekedar menempelkan kartu berlangganan.

“Saya jengkel dan protes. Tapi petugas malah nyuruh kalau mau komplain ke stasiun Juanda. Waduh, itu sama saja sengaja melempar masalah dan tidak mungkin penumpang harus ke stasiun Juanda untuk urusan yang mestinya remeh temeh gitu,” ujarnya, kesal saat menceritakan kepada Jurnas.com di dalam kereta.

Jadi bisa dibayangkan, bagaimana untungnya pihak PT. Kereta Api jika ada kejadian gangguan seperti itu. “Sudah tidak tanggung jawab saat kejadian dan masyarakat banyak yang panik dan luka-luka atau keseleo, eh tiket langganan kena sanksi pemotongan,” ujarnya.

Hal sama juga dialami penumpang bernama Widia. Saat kejadian dia alami keseleo pada bagian kakinya karena harus loncat dari kereta untuk menyelamatkan diri. Karena saat itu, penumpang panik dan ada teriakan kereta terbakar. "Tidak ada petugas sama sekali yang membantu. Dari lantai kereta ke tanah, kan tinggi. Mau nggak mau, banyak perempuan yang kebanyakan kenakan rok harus tetap melompat," ujarnya.

Saat komplain juga, kata Widia, petugasnya tidak mau tahu dan malah disuruh datangi Stasiun Juanda. "Lah, sekarang kan sudah canggih komunikasi. Beneran, kok rasanya layanan kereta sudah canggih tapi urusan kayak gitu masih buruk. Sudah berlangganan, kena musibah karena kesalahan bukan pada penumpang, malah dirugikan," ujarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEYWORD :

Sanksi Comutter




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :