Selasa, 16/04/2024 13:12 WIB

"Menulislah Budaya dan Sejarah Betawi"

Diskusi Potret Betawi Dalam Tulisan

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Perkumpulan Betawi Kita, Roni Adi mengajak generasi muda betawi untuk membiasakan menulis tentang kondisi kekinian, budaya dan sejarah betawi.

Karena, dengan menulis, kata Roni, kita bisa menyampaikan ide atau gagasan.

Selain itu, lanjut Roni, dengan menulis masyarakat juga bisa meluruskan informasi atau sejarah yang dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.

"Bagaimana kalau misalnya ada stigma negatif tentang orang betawi dalam film, dalam produk - produk sinetron atau tulisan. Ya bisa aja (salah menyampaikan informasi), karena mungkin mereka belum paham secara utuh konstruk orang betawi (karena memperoleh informasinya kurang lengkap)," kata Roni dalam sebuah diskusi bertema `Potret Betawi dalam Tulisan` di Aula Perpustakaan Umum Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Minggu (23 Februari 2020).

Agar sejarah betawi tidak lagi menjadi kebimbangan dan tidak ada lagi informasi yang dibengkokan lantaran bertambahnya informasi dari mulut ke mulut dan waktu ke waktu. Maka, sudah saatnya generasi muda betawi harus mulai membiasakan menulis.

Sebenarnya, kata Roni, Betawi memiliki banyak cerita rakyat. Namun, karena cerita itu disampaikan dari mulut ke mulut tanpa didokumentasikan menjadi suatu tulisan, akhirnya cerita itu memiliki banyak versi.

Selain itu, tanpa didokumentasikan menjadi sebuah tulisan, cerita itu, akhirnya tidak dikenal dan lama kelamaan, cerita itu hilang ditelan zaman.

"Dengan diskusi ini paling tidak orang betawi ada awarness (kesadaran) untuk menulis dirinya sendiri. Menulis tentang kampungnya, sejarahnya," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Budaya Betawi, Yahya Andi Saputra mengatakan saat ini, betawi sudah sangat kekurangan penulis asli betawi.

"Penulis yang paling muda itu usianya 58 tahun, yang paling muda itu ada sih. Tapi belum matang kayak sekelas Zeffry Alkatiri, Zen Hae (dan) sekelas Chairil Gibran Ramadhan itu belum kita dapatkan lagi," ujar dia.

Untuk itu, dia dan pegiat budaya betawi bakal melakukan berbagai gebrakan dengan beberapa strategi demi melahirkan penulis handal asal betawi yang konsen menulis persoalan betawi.

"Nah kita ingin mengajak generasi muda seumuran ente, umuran 25 tahun ke bawah itu untuk kita didik dan cetak agar menjadi penulis penulis yang menulis tentang konten kebetawian," ujar dia.

"Pertama adalah workshop, habis workshop kita adain lomba penulisan. Udah gitu kalau mereka ingin jadi seniman atau segala macam, kita siapkan tempat untuk mereka melakukan ekspresi," sambungnya.

Dilokasi yang sama, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Gerindra, Himmatul Aliyah mengaku sangat mendukung upaya para pegiat budaya betawi yang ingin meningkatkan literasi generasi muda betawi.

"Nah dengan adanya (diskusi) ini akan mencoba untuk dihidupkan kembali bagaimana betawi menulis dirinya," katanya.

Menurut Wakil rakyat asal Dapil Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri itu, Budaya literasi perlu disemai. Sebab, itu adalah pintu peradaban.

KEYWORD :

Betawi Roni Adi Budaya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :