Sabtu, 20/04/2024 07:05 WIB

PKB: Eks WNI Kombatan ISIS Harus Dibedah Secara Komprehensif

Kaidah usul fiqhnya adalah, bahwa kemaslahatan umum harus didahulukan dari kemaslahatan khusus

Diskusi Reboan PKB

Jakarta, Jurnas.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berharap pembahasan terkait eks WNI yang menjadi kombatan ISIS dapat dianalisa dari segala sudut pandang agar komprehensif.

"Di PKB kita diajarkan agar kita jangan terbiasa berpikir instan. Kalau menyelesaikan segala sesuatu harus komprehensif, dari hulu sampai hilir harus dipikirkan," ujar Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid saat membuka diskusi Reboan di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Diskusi itu bertema Kombatan ISIS Tidak Dipulangkan. What`s Next? Adapun pembicaranya adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Pengamat Hubungan Internasional Dinna Wisnu, Pengamat Timur Tengah, Alto Luger.

Hasanuddin mengatakan, masalah radikalisme dan ISIS harus diselesaikan secara menyeluruh. Sebab ini persoalan hajat hidup rakyat Indonesia, bahkan masyarakat dunia. Dan tak ada negara yang tak melihat ISIS ini sebagai sebuah persoalan.

"Kemudian pergerakan ISIS ini tak hanya perang di darat, tapi kombatan ISIS juga ada pergerakan di dunia maya," lanjutnya.

Bagi Hasanuddin, pergerakan dan ancaman dari ISIS di dunia maya sangat berbahaya juga, bahkan tujuh kali lipat lebih susah diatasi di bandingkan dengan ISIS yang di darat.

Hasanuddin juga mengatakan, PKB dalam melihat segala sesuatu akan melihat juga dari sudut pandang Ushul Fiqh.

"Kaidah usul fiqhnya adalah, bahwa kemaslahatan umum harus didahulukan dari kemaslahatan khusus," ujar Hasanuddin.

"Artinya, sekitar 680 orang eks kombatan ISIS itu khosos (khusus/segelintir). Sementara 250 juta masyarakat Indonesia ini amma (umum)," ungkapnya.

Ia juga mengingatkan, tugas negara adalah melindungi segenap masyarakat Indonesia. Artinya, kemaslahatan 250 juta masyarakat harus diutamakan tinimbang 680 orang mantan WNI yang jadi kombatan ISIS.

Lebih jauh Hasanuddin berharap semua pihak bisa memilah, bahwa urusan pemulangan ISIS itu bukan hanya urusan agama saja. Sebab kalau spektrumnya agama, maka banyak pertengkarnya daripada maslahatnya.

"Maka masalah ISIS ini harus dilihat dari semua spektrum. Baik terkait keamanannya, ekonomi, sosial, politik, budaya, dan semuanya," tegas Hasanuddin.

Terakhir, ia mengingatkan bahwa yang bahaya di dalam masyarakat adalah adanya klaim kebenaran buta yang hanya berdasarkan pemahaman agama yang sempit.

"Sekarang banyak terjadi pembakuan teks kitab keagamaan, tanpa melihat secara kontekstual. Ini yang memunculkan gesekan dan kedangkalan," jelas Hasanuddin.

KEYWORD :

Kombatan ISIS Diskusi Reboan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :