Jum'at, 26/04/2024 06:49 WIB

Banyak Konsumsi Micin, Bahayakah?

menyantap makanan harus selalu memperhatikan gizi yang seimbang

konferensi pers yang diadakan PT Sasa Inti di Jakarta, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Jakarta, Jurnas.com - Monosodium Glutamate (MSG) atau yang sering disebut micin telah umum digunakan sebagai bahan penambah rasa masakan sejak puluhan tahun yang lalu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang berasumsi bahwa MSG dapat menggangu kesehatan tubuh karena dianggap merusak otak yang berpengaruh terhadap penurunan intelegensi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Nurpudji A. Taslim, MPH, menjelaskan asumsi tersebut bisa dipatahkan jika penggunaan MSG tidak dilakukan secara berlebihan.

"Penggunaan bumbu penyedap rasa tidak berbahaya bagi kesehatan selama penggunaannya dilakukan dengan bijak, yang artinya bahan penyedap rasa itu digunakan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan," kata Nurpudji dalam acara konferensi pers yang diadakan PT Sasa Inti di Jakarta, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Nurpudji mengatakan, menyantap makanan harus selalu memperhatikan gizi yang seimbang. Asupan gizi yang baik dan menggunakan MSG dalam porsi yang tepat, bisa membuat tubuh tetap sehat.

"Nilai gizi yang terdapat di dalam masakan, tidak hanya dari micin saja, tapi dari bahan-bahan yang lain juga. Jadi, jangan khawatir kalau MSG tersebut memberikan efek negatif terhadap kesehatan," ujarnya.

Di banyak negara, MSG sering disebut garam China karena sering digunakan untuk berbagai menu masakan Asia. Selain memberikan rasa gurih, MSG bisa menimbulkan aroma khas jika dibubuhkan dalam makanan olahan.

Di kesempatan yang sama, GM Marketing PT Sasa Inti Albert Dinata mengatakan, rasa gurih yang dihasilkan MSG bisa disebut umami (gurih) atau rasa kelima setelah rasa manis, asin, pahit, dan asam.

"Dari riset yang dipublikasikan pada 2015 melalui jurnal berjudul Flavour tentang artikel mengenai `The Science of Taste`, menyebut umami dapat memperbaiki rasa makanan rendah kalori di mana justru dapat menguntungkan bagi kesehatan," kata Albert.

Seperti diketahui, MSG Sasa terbuat dari bahan-bahan alami yang diperoleh dari hasil pengolahan rumput laut, serta melewati proses fermentasi tepung seperti membuat cuka, minuman anggur (wine) atau yoghurt.

"MSG itu terbuat dari bahan alami dan diolah melalui proses fermentasi, sehingga selain dapat memperkaya rasa berbagai masakan, MSG juga aman dikonsumsi selama tentunya digunakan dengan bijak," katanya.

Rencananya, konferensi pers dengan tema `Penggunaan bumbu penyedap rasa dengan bijak tidak berbahaya bagi kesehatan` akan dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan kota besar lainnya.

"Tujuan kami mengadakan acara konferensi pers ini, agar persepsi yang kurang tepat yang selama ini berkembang dalam masyarakat dapat diluruskan kembali. Kami ingin masyarakat merasa aman untuk menggunakan MSG Sasa, misalnya dalam masakan, seperti yang sudah dijelaskan oleh dokter," ujar Albert.

Sebagai informasi, sejak berabad-abad yang lalu, MSG merupakan penyedap rasa alami yang diperoleh dari hasil pengolahan rumput laut dan kini dengan berkembangnya teknologi, MSG dibuat dari proses fermentasi tepung yang pengolahannya mirip seperti membuat cuka, minuman anggur (wine) ataupun yoghurt.

Secara kimia, MSG berbentuk seperti bubuk Crystalline berwarna putih yang terkandung atas 78% asam glutamat dan 22% sodium dan air. Asam glutamat yang terkandung dalam MSG tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang terkandung dalam tubuh manusia dan dalam bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai dan tomat.

Penggunaan MSG yang ditambahkan ke dalam masakan untuk menghasilkan rasa gurih semakin tinggi penggunaannya dari waktu ke waktu.

Di banyak negara, MSG sering disebut sebagai "garam Cina (China salt) karena penggunaan MSG memang paling sering digunakan untuk berbagai menu masakan Asia serta beberapa makanan olahan di berbagai negara Barat.

Selain memberikan rasa gurih jika dibubuhkan ke dalam masakan, MSG memberikan aroma khas jika dibubuhkan ke dalam makanan olahan. Rasa gurih yang dihasilkan ini dinamakan dengan rasa "Umami atau rasa kelima setelah rasa manis, asin, pahit dan asam. Kata "Umami" sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya rasa menyenangkan dan gurih.

KEYWORD :

Konsumsi Micin Dampak Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :