Sabtu, 20/04/2024 02:15 WIB

Iran Klaim di Antara Lima Produsen Rudal Anti Armor Top Dunia

 Kini Negeri Para Mullah berada di tempat yang tinggi dunia sehubungan dengan pengembangan industri militernya.

Kementerian Pertahanan Iran menunjukkan sistem pertahanan rudal Bavar 373 pada 22 Agustus 2019.

Teheran, Jurnas.com - Wakil Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Qassem Taqizadeh mengklaim, Iran di antara lima produsen rudal anti armor top dunia dan memiliki kapasitas besar membuat rudal jelajah dan perangkat keras pertahanan lainnya.

"Iran Islam saat ini berdiri di antara lima produsen rudal anti-armor top dunia," kata Brigadir Taqizadeh saat berpidato di sebuah acara di Teheran, Senin (3/2).

"Pada saat yang sama, kami sudah mencapai kapasitas yang sangat tinggi sehubungan dengan pembuatan berbagai jenis satelit, rudal jelajah dan jenis peralatan militer lainnya," tambahnya.

Ia mencatat bahwa industri pertahanan Iran sangat bergantung pada negara lain sebelum Revolusi Islam 1979, tetapi tren itu berubah setelah revolusi. Kini Negeri Para Mullah berada di tempat yang tinggi dunia sehubungan dengan pengembangan industri militernya.

Merujuk kemajuan Iran di bidang pembuatan rudal yang dipandu dengan presisi dan sistem pertahanan udara pintar, Brigadir Taqizadeh mengatakan, sistem pertahanan rudal Bavar-373 yang dibangun di dalam negeri, memiliki jangkauan 120 kilometer.

Ia menambahkan, rudal yang dapat dapat mencapai ketinggian 27 kilometer itu adalah salah satu pencapaian pertahanan terpenting Iran setelah kemenangan Revolusi Islam.

Iran meluncurkan sistem pertahanan rudal Bavar-373 yang disebut lebih baik daripada rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), dirancang dan diproduksi para ahli negara itu, pada Agustus 2019.

Ini adalah sistem pertahanan rudal seluler yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan target bermusuhan yang masuk. Sistem ini menggunakan rudal yang memiliki jangkauan maksimum 300 kilometer.

Sistem ini mampu secara bersamaan mendeteksi hingga 300 target, melacak 60 target sekaligus dan melibatkan enam target sekaligus.

Iran telah berulang kali mengatakan militernya mungkin tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain, dan bahwa doktrin pertahanannya didasarkan pada pencegahan.

Juga dalam sambutannya, pejabat pertahanan Iran mengatakan negara itu tidak memiliki tempat dalam teknologi luar angkasa sebelum Revolusi Islam, menambahkan, "Kami saat ini di antara delapan negara top dunia di bidang teknologi luar angkasa."

Kepala Badan Antariksa Iran (ISA) Morteza Barari mengatakan, Iran sedang bersiap untuk meluncurkan satelit pengamatan ilmiah baru yang dikembangkan secara domestik dalam hari-hari mendatang.

Barari mengatakan kepada AFP bahwa pembuatan satelit Zafar (Kemenangan) "dimulai tiga tahun lalu dengan partisipasi 80 ilmuwan Iran."

"Satelit 113 kilogram akan diluncurkan oleh operator Simorgh 530 kilometer (329 mil) di atas Bumi, di mana ia akan menghasilkan 15 orbit setiap hari," kata Berari.

KEYWORD :

Revolusi Islam 1979 Pertahanan Iran Jenderal Qassem Taqizadeh Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :