Selasa, 23/04/2024 13:41 WIB

Menembak dan Bom Bunuh Diri di Bandara Istanbul

"Dia merunduk di belakang sebuah konter namun saya berdiri untuk melihat dia. Dua ledakan terjadi bersahutan. Saat itu dia berhenti menembak," kata Roos

Foto : BBC

Istanbul - "Dia menembaki siapa pun yang berada di depannya. Dia mengenakan pakaian serba hitam. Wajahnya tak ditutupi apa-apa. Saya berada 50 meter dari dia," kata Roos, seorang warga Afrika Selatan yang hendak kembali ke Cape Town bersama istrinya setelah berliburan di Turki selatan.

Begitulah pengakuan  Paul Roos (77) yang menyaksikan salah satu pria dari ketiga penyerang bom bunuh diri ke Bandara Istanbul di Turki, Selasa waktu setempat atau Rabu dini hari WIB lalu, menembak secara acak di aula keberangkatan bandara itu.

"Dia merunduk di belakang sebuah konter namun saya berdiri untuk melihat dia. Dua ledakan terjadi bersahutan. Saat itu dia berhenti menembak," kata Roos kepada diberitakan Reuters.

Roos menceritakan lagi, "dia berbalik dan bergerak ke arah kami. Dia meletakkan senjatanya ke dalam jaketnya. Dia terlihat cemas ada orang yang akan menghentikannya dan kemudian turun ke eskalator. Kami mendengar baku tembak dan kemudian ledakan, setelah itu berhenti."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut serangan itu sebagai titik balik dari perang global malawan kelompok-kelompok militan. "Serangan yang terjadi pada bulan suci Ramadhan ini menunjukkan serangan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama dan nilai-nilai agama," kata dia.

"Bom yang meledak di Istanbul hari ini bisa terjadi di bandara mana pun di kota mana pun di dunia ini," kata dia seraya menyerukan semua pemerintahan seluruh dunia untuk bergabung melawan terorisme.

Sementara itu,  Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P. Marsudi memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bom  meledak di Bandara Ataturk, Istambul, Turki, pada Selasa malam (28/6).

"Berdasarkan informasi yang kita peroleh, dari kedua perwakilan kita (di KBRI Ankara dan KJRI Istambul) diperoleh informasi bahwa sampai saat ini tidak terdapat WNI yang menjadi korban," kata Menlu Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Retno mengatakan, Rabu pagi ia telah berkomunikasi secara langsung dengan Ketua PPI di Turki yang juga menginformasikan bahwa sejauh ini tidak diperoleh informasi adanya korban WNI. "Pemerintah juga pada kesempatan ini ingin mengingatkan kepada seluruh WNI yang ada di Turki untuk menjaga keamanan pribadi, meningkatkan kewaspadaan, dan menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat menjadi target teror, serta mengikuti informasi dan aturan yang disampaikan oleh otoritas keamanan setempat," katanya.

Saat ini terdapat sekitar 728 WNI di Turki dan 310 di antaranya adalah mahasiswa. Ia menyampaikan nomor hotline yang ada di KJRI Istambul yang dapat dihubungi yakni +905319831534. "Jadi sampai sekarang teman-teman di KJRI Istambul masih bekerja untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," katanya. (Ant)

 

KEYWORD :




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :