Sabtu, 20/04/2024 12:24 WIB

Iran Buka Pabrik Truk Sendiri Setelah Ditinggal Jerman

Perusahaan tersebut sudah membentuk usaha patungan dengan produsen dan dealer kendaraan Iran Iran Khodro dan Grup Mammut Iran untuk membuat dan mendistribusikan truk Mercedes-Benz dan komponen powertrain di negara tersebut.

Presiden Hassan Rouhani dan pejabat lainnya menghadiri pembukaan truk Chapar buatan Iran di Meshginshahr, Iran barat laut pada 1 Januari 2020.

Teheran, Jurnas.com - Iran membuka pabrik truk Chapar (Carrier) yang ditargetkan mampu mempekerjakan 5.000 orang. Pabrik tersebut akan memproduksi 50 truk sehari dengan produksi penuh.

Saat ini, pubrik tersebut sudah beroperasi dengan 400 tenaga kerja, tetapi 800 orang lagi akan dipekerjakan pada tahap pertama yang sudah dibangun dengan biaya USD240 juta.

"Proyek otomotif besar-besaran ini diperkirakan akan selesai dan diluncurkan dalam empat tahun ke depan, di mana 5.000 orang akan bekerja di unit produksi," kata kantor berita Tasnim.

Chapar ditenagai mesin diesel 354 tenaga kuda, dengan torsi 1.850 Newton meter. Laporan media mengatakan truk itu diproduksi dengan bantuan Mercedes-Benz Jerman dan banyak bagiannya yang identik dengan suku cadang asli.

Mercedes-Benz adalah bagian dari produsen mobil dan truk Jerman Daimler yang membatalkan rencana memperluas bisnis Iran sebagai reaksi atas sanksi Amerika Serikat (AS) yang diperbarui pada Agustus 2018.

Perusahaan tersebut sudah membentuk usaha patungan dengan produsen dan dealer kendaraan Iran Iran Khodro dan Grup Mammut Iran untuk membuat dan mendistribusikan truk Mercedes-Benz dan komponen powertrain di negara tersebut.

Selain itu, ada rencana untuk Daimler untuk kembali sebagai pemegang saham di perusahaan patungan mesin sebelumnya Iranian Diesel Engine Manufacturing Co (IDEM) di Tabriz.

Iran, negara berpenduduk lebih dari 80 juta orang, memiliki permintaan besar akan mobil. Menurut Departemen Perindustrian, Tambang dan Perdagangan, Iran memproduksi lebih dari 1,5 juta mobil pada tahun 2017.

Sanksi Gedung Putih yang menyasar Iran mengganggu pasar mobil di antaranya terjadi gejolak harga  karena pabrik-pabrik gagal menyediakan mobil tepat waktu.

Daimler bergabung dengan Renault Prancis dan pesaingnya Peugeot-Citroën menunda pembangunan pabrik di Iran setelah sanksi baru AS diberlakukan.

Menteri Perindustrian, Tambang dan Perdagangan Iran Reza Rahmani mengatakan, Renault dan Peugeot tidak akan pernah diizinkan untuk kembali ke pasar Iran karena tidak menghormati kemitemen mereka.

Bulan lalu, Rahmani menyebutkan ada sekitar 20.000 mobil yang belum karena suku cadang yang diperlukan dalam produksi mereka tidak dapat diimpor karena sanksi.

"Dengan bantuan industri pertahanan dan sektor swasta, kami memasok sebagian besar suku cadang secara internal dan menyelesaikan serta mengirimkan sekitar 10.000 kendaraan," kata menteri.

Perjanjian pertama antara kementerian pertahanan Iran dan produsen mobil negara itu ditandatangani enam bulan lalu untuk membangun suku cadang mobil berteknologi tinggi yang digunakan Iran untuk mengimpor.

Mobil-mobil yang diproduksi di Iran di bawah lisensi dari pabrikan asing mengandalkan impor suku cadang yang kritis mulai dari airbag, piston dan kepala silinder hingga chip komputer termasuk unit kontrol mesin dan sensor.

Sektor otomotif adalah industri terbesar kedua setelah minyak dan gas dan dengan omset sekitar USD12 miliar, memainkan peran penting dalam ekonomi Iran, yaitu 10 persen dari PDB negara itu dan 4 persen dari tenaga kerjanya.

Selain itu, sektor otomotif juga mendukung sekitar 60 industri lainnya, seperti pembuatan kaca, aluminium, tembaga, baja, karet, tekstil dan cat.

Sanksi yang diberlakukan kembali Presiden AS, Donald Trump terhadap Iran pada Agustus 2018,  merupakan pukulan keras bagi industri mobil yang melukai banyak orang Iran.

Lebih dari 100.000 orang dipekerjakan dua pabrikan lokal terbesar Iran Khodro (IKCO) dan Saipa, sementara 700.000 orang Iran bekerja di industri yang terkait dengan pembuatan mobil.

Ada sekitar 13 produsen mobil publik dan swasta di Iran, dimana IKCO dan Saipa di antara yang menyumbang sekitar 94% dari produksi dalam negeri.

KEYWORD :

Pabrik Mobil Pabrik Truk Chapar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :