Sabtu, 20/04/2024 21:23 WIB

Lembaga Penelitian dan Dunia Industri Belum Konek

Pemerintah akan membuat forum yang akan mempertemukan antara lembaga penelitian baik swasta maupun perguruan tinggi dengan dunia usaha

Menteri Riset dan Teknlogi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro dalam acara “Business Innovation Gathering 2019” di LIPI Grand Ballroom, Jakarta Selatan, Kamis (19/12)

Jakarta, Jurnas.com – Menteri Riset dan Teknlogi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro dalam acara “Business Innovation Gathering 2019” di LIPI Grand Ballroom, Jakarta Selatan, Kamis (19/12), menyebut salah satu aspek yang menyebabkan minimnya hasil inovasi yang bisa dikomersilkan karena kurangnya konektivitas antara lembaga penelitian dan dunia industri.

“Dalam forum ini kita identifikasi ada beberapa perbedaan besar antara sisi penelitiannya dan sisi dunia usaha. Pertama dari sisi penelitian yakni sulitnya bergerak dari prototive atau industrialisasi terjadi karena memang ada perbedaan standar yang kadang-kadang kurang dipahami dari sisi penelitian dibandingkan dengan apa yang diinginkan oleh dunia industri,” kata Bambang.

Menurutnya, selama ini lembaga penelitian belum banyak terhubung dengan dunia industri, sehingga banyak produk-produk inovasi yang hanya berakhir pada hak paten, namun belum bisa masuk ke dunia industri atau bahkan tidak bisa digunakan langsung oleh masyarakat. Padahal, kata dia, dunia industri tentu sangat membutuhkan hasil inovasi untuk mengembangkan perusahaan.  

“Dunia industri tentunya membutuhkan temuan ini untuk bisa dikomersialkan dan karenanya selain menghitung aspek komersialnya, juga harus melakukan pengujian sesuai regulasi yang ada. Ini kadang-kadang dari sisi penelitian, masih ada yang kurang sehingga tidak terjadi komersialisasi dari inovasi tersebut,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Bambang, Pemerintah akan membuat forum yang akan mempertemukan antara lembaga penelitian baik swasta maupun perguruan tinggi dengan dunia usaha, sehingga terjadi konektivitas diantaranya keduanya, serta mendapat dukungan dari pemerintah melalui regulasi-regulasi yang akan diciptakan.

“Ke depannya sebagai lanjutan dari acara BIG, kita akan membuat forum matching atau forum yang mempertemukan antara penelitian dan dunia usaha dengan bidang-bidang yang lebih spesifik yang dihadiri oleh pihak regulator yaitu yang berasal dari kementerian lembaga pemerintah yang terkait, sehingga kita harapkan upaya mengurangi segala hambatan itu bisa terkurangi, jadi lebih cepat,” tuturnya.  

“Antara lembaga penelitian dan dunia usaha terbangun trust (kepercayaan) dan antara pemerintah serta dunia penelitian terjadi yang namanya upaya sportif tidak saling menghalangi, atau membuat regulasi yang terlalu lama,” tambahnya.  

Selain itu, Menristek/BRIN juga mengajak para pelaku dunia industri untuk terus meningkatkan dukungan terhadap Research and Development (R&D), khususnya dalam pendanaan riset yang selama ini dinilai masih sangat kurang.

“Yang harus dibangun kita ingin dunia usaha di Indonesia makin menyadari bahwa daya saing mereka, lokal maupun internasional ke depannya akan sangat bergantung pada R&D yang mereka lakukan dan inovasi yang mereka hasilkan,” ajaknya.

Menurut Mantan Kepala Bappenas, peran industri dalam pengembangan R&D masih sangat kecil, sehingga hal itu juga yang menjadi salah satu penghambat peningkatan kualitas produk-produk inovasi, karena selama ini pembiayaannya masih didominasi oleh negara yang mencapai 80 persen. Sementara swasta hanya mencapai 10-15 persen.  

“Kita bisa melihat dalam persaingan global yang makin ketat sekarang ini, hanya perusahaan yang datang dengan inovasi yang menjadi pemenang, kita ingin perusahaan Indonesia menjadi pemenang baik lokal maupun global,” pungkasnya.

KEYWORD :

Lembaga Penelitian Dunia Industri Produk Inovasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :