Sabtu, 20/04/2024 16:16 WIB

Masata: Eksotisme Wisata Indonesia Akan Majukan Ekonomi Bangsa

Masata memang organisasi baru, namun komitmennya dalam menyukseskan pemerintah Jokowi-KH Maruf Amin sangat kuat 

Rembug Nasional Pariwisata Indonesia

Jakarta, Jurnas.com - Seorang penari mengibas-ngibaskan selendang warna kuning yang melengkapi pakaian adat untuk naik kepentas. Ia seperti tak sabar, tampil dihadapan ratusan orang yang hadir dalam ruangan di The Kasablanka, Jakarta Selatan. Selasa (15/10/2019).

Momen itu sangat istimewa, sebab ia akan beratraksi di hadapan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga Dewan Pembina Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Michael Umbas, serta pelaku industri pariwisata dan kalangan milenial.

Seketika, ruangan yang tadinya terang dan sedikit riuh, tiba-tiba gelap. Suara riuh berganti perpaduan musik modern dan gamelan tradisional sebagai pengiring sang penari di atas pentas.

Sekitar 10 menit ia menari, lampu pun kembali menyala, dan aplous tepuk tangan para hadirin menggema. Jauh dari suasana gaduh, apalagi rusuh sebagaimana suhu politik nasional yang memanas akhir-akhir ini.

Pentas tarian singkat itulah yang ditampilkan sebagai pembuka Rembuk Nasional Pariwisata Indonesia bertajuk "Mari Bersama Ikut Merajut Masa Depan Gemilang Pariwisata Indonesia 2019- 2024" yang digelar Masyarakat Sadar Wisata (Masata) di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2019).

Acara ini dihadir pula tokoh sukses Bupati Banyuwangi Azwar Anas, tokoh Industri Kreatif Wishnutama, Wakil Ketua Umum PHRI Johnie Sugiarto, Ketum GIPI Didien Junaidy, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikrie Kurnia Ilhamsyah, Ketua Asita Nunung Rusmiati, tokoh Pariwisata David Makes dan sejumlah pegiat pariwisata nasional.

Moderator acara Panca Sarungu selaku Ketum Masata dan Andi Azwan selaku Sekjen, berkali-kali memastikan, bahwa namanya wisata jauh dari serius, apalagi tegang. Sebaliknya, apa pun acara yang berkaitan dengan pariwisata pasti dipenuhi keriangan.

Seperti testimoni Ganja Pranowo, yang dengan jenaka mengajak peserta interaktif, sekaligus menyalurkan hobi main vlog di akun media sosial, baik youtube, instagram, facebook dan lainnya. Gubernur Jawa Tengah ini memang sangat aktif mempromosikan pariwisata Jateng melalui vlog.

"Aku yo sengaja tak bikin vlog sampai menyaingi Atta Halilintar. Buat mempromosikan pariwisata di Jawa Tengah," kata Ganjar yang menjadi panelis dalam acara rembuk itu.

Penyampaian Ganjar ini memang tepat, karena sebagian peserta Rembuk Nasional Pariwisata Indonesia ini adalah kaum milenial. Termasuk panelia kedua Irfan Wahid yang dikenal milenial banget.

Pada momen itu, Ipang (sapaan akrab Irfan Wahid) menyinggung masyarakat era digital sebagai kaum selfie. Beruntungnya, kata Ipang, masyarakat Indonesia bisa selfie di banyak destinasi wisata Indonesia yang indah-indah.

Maka, ia menyebut selfie adalah salah satu bagian dari empat hal utama pariwisata. Empat hal itu adalah awareness, experience, memory dan testimony.

"Wisata ini penting, dan kita-kita ini semua, anak muda generasi handphone oriented. Gak tahan lihat pemandangan indah, ya selfie dulu pasti," katanya.

Menpar Arief Yahya tak mau ketinggalan menyampaikan kabar baik. Salah satunya bahwa Pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin akan tetap menjadikan pariwisata sebagai leading sector atau core pembangunan ekonomi nasional.

Dihadapan para peserta rembug, ia menurutkan pariwisata pertamakali ditetapkan sebagai core ekonomi Indonesia pada 2016.

"Waktu itu saya menghadap Presiden Jokowi bersama pak Andrinof Chaniago (Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas). Dan akhirnyaPpak Jokowi tetapkan pariwisata sebagai andalam ekonomi nasional kita," ujarnya.

Kepada Presiden, Arief mengaku menyampaikan bahwa pariwisata jadi core ekonomi bangsa dengan tiga catatan.

Pertama, pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar Indonesia. Kedua, pariwisata menjadi yang terbaik, dan ketiga pariwisata memenangkan persaingan dengan yang lain.

"Tiga hal ini sudah bisa kita capai. Dan lima tahun kedepan saya yakin akan lebih baik lagi," jelasnya.

Pada bagian awal, Ketua Dewan Pembina Masata, Michael Umbas menegaskan bahwa kebijakan Jokowi yang menjadikan pariwisata sebagai masterpiece dan core ekonomi nasional haruslah didukung.

Ia pun menyebut acara pelantikan Presiden dan WakilnPresiden, pasangan Jokowi-KH Maruf Amin pada 20 Oktober mendatang bisa menjadi gong pemacu untuk kemajuan industri pariwisata Indonesia.

"Masata memang organisasi baru, namun yang pasti komitmennya dalam menyukseskan pemerintah Jokowi-KH Maruf Amin sangat kuat dan tak perlu diragukan," kata Umbas.

Bersama Pemerintahan Jokowi, kata Umbas, pariwisata akan jadi sektor prioritas unggulan. Bahkan akan menjadi masterpiece dalam membangun ekonomi bangsa.

KEYWORD :

Masyarakat Sadar Wisata Rembug Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :