Kamis, 25/04/2024 20:52 WIB

Jangan Abaikan Defisiensi Zat Besi pada Anak, Ini Dampaknya

Pada kenyataannya, defisiensi zat besi masih menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak.

Zat besi berperan penting bagi tumbuh kembang anak (Foto: Shutterstock)

Jakarta, Jurnas.com - Tercukupinya nutrisi dalam 1000 hari pertama kehidupan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap anak, dan ini harus dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.

Data menunjukkan anak-anak yang kekurangan zat besi memiliki prestasi belajar lebih rendah dibandingkan dengan teman-temannya yang memiliki cukup zat besi.

Orang tua seringkali tidak menyadari gejala defisiensi zat besi pada anak, sehingga terlambat menyadari kehadiran penyakit ini pada anak mereka hingga defisiensi zat besi ini berkembang menjadi Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Gejala anemia pada anak seperti kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan gangguan perilaku atau orang awam lebih mengenal dengan Gejala 5L (lLemah, Lunglai, Lesu, Letih, Lemas), wajah pucat, kunang-kunang.

Zat besi menjadi salah satu mikronutrisi penting yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan, karena akan menentukan kualitas kesehatan anak di masa depan. 

Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan
zat besi berperan penting bagi tumbuh kembang anak, di antaranya untuk perkembangan kekebalan tubuh1, metabolisme energi, serta produksi hemoglobin yang akan membawa oksigen dalam darah.

"Zat besi juga dibutuhkan untuk pertumbuhan otak, 80 persen dari pertumbuhan otak terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan," imbuhnya.

Namun pada kenyataannya, lanjut dr Rini defisiensi zat besi masih menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak, dan ini perlu diidentifikasi serta ditangani dengan tepat. 

"Defisiensi zat besi dapat disembuhkan, namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Defisiensi zat besi dapat memengaruhi perkembangan kognitif," lanjutnya.

Komplikasi jangka panjang defisiensi zat besi dapat meliputi terganggunya pertumbuhan secara fisik, rendahnya kemampuan fisik, serta rendahnya fungsi motorik. Defisiensi besi pada anak yang tidak ditangani dengan tepat dapat menghambat proses belajar anak dan memengaruhi prestasinya di sekolah.

Group Brand Manager Sangobion Lie Novita Indosary berharap serangkaian edukasi mengenai anemia dan zat besi dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan mempercepat perbaikan status gizi masyarakat Indonesia, sehingga pada akhirnya akan menciptakan generasi produktif, generasi yang bebas anemia.

KEYWORD :

Zat Besi Anemia Defisiensi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :