Rabu, 24/04/2024 17:12 WIB

Armenia Tak Tahan Biaya Sanksi AS terhadap Iran

Mirzoyan menyebut sanksi AS di Teheran sangat merusak keamanan energi dan ekonomi di negara yang terkurung daratan di Kaukasus.

Presiden Hassan Rouhani bersama Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menerima kunjungan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan di Iran ibukota Teheran. (Foto: AFP)

Yerevan, Jurnas.com - Presiden Majelis Nasional Armenia, Ararat Mirzoyan mengecam sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Ia mengaku tidak tahan karena larangan AS membuat gas dari Iran ke wilayah tersebut tersumbat.

Mirzoyan menyebut sanksi AS di Teheran sangat merusak keamanan energi dan ekonomi di negara yang terkurung daratan di Kaukasus.

"Armenia tidak dapat membayar harga seperti itu. Kami tidak ingin AS menekan Armenia untuk bergabung dalam agenda sanksi Irannya," kata Mirzoyan selama kunjungan baru-baru ini ke AS.

Komentar itu muncul saat Armenia sangat bergantung pada Iran untuk energi dan perdagangan karena tetangga selatan itu telah menjadi salah satu dari dua saluran Armenia ke dunia luar sejak perbatasan dengan Azerbaijan dan Turki ditutup.

"Saya memberi tahu mitra AS bahwa ekonomi kami menderita kerugian akibat sanksi terhadap Iran dan bahwa kami tidak bisa berhenti membeli gas Iran," tulis Mirzoyan di halaman Facebook-nya setelah pidato di Washington, Selasa (16/7) waktu setempat.

Otoritas senior Armenia yang berkunjung ke Teheran pekan lalu mengatakan, Yerevan berusaha untuk memperluas strategi barter yang melibatkan gas Iran dan listrik Armenia.

Itu terjadi saat Washington berulang kali meminta Armenia untuk menghentikan bisnis dengan Iran.

Penasihat Keamanan Nasional AS ,John Bolton memperingatkan pihak berwenang di Yerevan selama kunjungan Oktober ke Yerevan bahwa lalu lintas melalui perbatasan Armenia-Iran akan menjadi masalah signifikan bagi Washington.

Bolton mengatakan pada saat itu bahwa pemerintah AS berencana menegakkan sanksi terhadap Iran dengan sangat keras.

Pejabat AS lainnya melakukan perjalanan ke Armenia untuk membahas kasus ini hanya untuk mengetahui bahwa Perdana Menteri Nikol Pashinyan mendorong hubungan politik dan ekonomi yang lebih dalam dengan Iran.

Pashinyan mengunjungi Teheran pada Februari untuk mendengar dari para pejabat Iran, kedua negara tidak akan membiarkan pihak ketiga merusak hubungan yang tumbuh di antara kedua negara tersebut.

KEYWORD :

Armenia Amerika Serikat Iran Gas Alam Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :