Jum'at, 19/04/2024 08:03 WIB

Bunda, Jangan Paksa Anak TK/PAUD Belajar Calistung

Harris mengatakan bahwa pihaknya sudah menyebarkan surat edaran, agar sekolah dasar (SD) tidak menyelenggarakan tes calistung bagi calon siswa.

Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Harris Iskandar (Foto: Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Harris Iskandar menyebut materi baca tulis berhitung (calistung) di jenjang taman kanak-kanak (TK) atau PAUD tidak tepat bagi anak.

Untuk imbauan ini, Harris mengatakan bahwa pihaknya sudah menyebarkan surat edaran, agar sekolah dasar (SD) tidak menyelenggarakan tes calistung bagi calon siswa.

“Bukannya dilarang baca tulis hitung, tapi pendekatannya di PAUD itu pra-literasi, pra-membaca. Jadi sangat kaget saya ada informasi di sebuah SD ada tes masuk pakai baca tulis hitung. Itu kan kacau, kacau sekali,” kata Harris Iskandar dalam seminar `Kiat Sukses Mendukung Anak dalam Pendidikan`, di Kantor Kemdikbud Jakarta, pada Senin (16/7).

Harris memaparkan, usia PAUD hingga SD kelas dua merupakan masa-masa bermain. Berdasarkan teori perkembangan anak, metode pembelajaran bagi anak usia 6-8 tahun masih berbasiskan pada permainan. Sehingga, dia menyayangkan jika ada SD menggelar tes masuk menggunakan calistung.

Imbauan tersebut tidak hanya dikhususkan kepada sekolah. Orang tua pun, kata Harris, disarankan supaya tidak memaksa dan menuntut anak bisa membaca dan menulis di usia TK/PAUD hingga kelas dua SD.

“Intelijen anak itu ada delapan. Harus kita amati semua bukan logical matematik saja. Kita amati kecerdasaan dalam spasial, musik, itu kan kodratnya luar biasa. Kasihan kalau dipaksakan, tertutup nanti yang lain,” jelas Harris.

“Orang tua jangan genit, jangan memaksakan,” imbuh dia.

Selain menutup kesempatan anak mengenali bakatnya di bidang yang lain, memaksa calistung pada anak juga berdapak buruk pada kemampuan kognitif anak ketika memasuki usia SD kelas tiga dan kelas empat.

“Pemborosan uang juga. Ngapain dibikin PAUD kalau kemudian untuk dirusak. Jadi lebih baik tidak usah ke PAUD saja,” tegas dia.

Dengan demikian, Harris berharap guru-guru TK/PAUD memiliki idealisme saat mengajar. Toh, kata dia, masing-masing guru di Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) masing-masing sebelumnya, sudah dikenalkan dengan metode ini.

KEYWORD :

Calistung Baca Tulis Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :