Kamis, 25/04/2024 23:01 WIB

Keempat Kalinya Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan

Defisit perdagangan pada enam bulan pertama tahun ini lebih besar dari periode yang sama tahun lalu dengan jumlah defisit USD1,2 miliar. 

Kantor Pusat BPS (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juni berjumlah USD0,2 miliar. Ini merupakan rekor yang keempat kalinya terjadi tahun ini.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, surplus neraca perdagangan ini terbentuk dari total ekspor USD11,78 miliar atau lebih besar dari total impor USD11,58 miliar.

"Namun, jumlah surplus pada Juni tahun ini jauh lebih rendah dari surplus pada periode yang sama tahun lalu dengan jumlah USD1,67 miliar," terang Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7).

Ia menjelaskan surplus perdagangan lainnya untuk tahun ini terjadi pada Februari sebesar USD0,33 miliar, Maret USD0,67 miliar, dan Mei sebesar USD0,22 miliar.

Sementara itu, Indonesia hanya dua kali mencatatkan defisit neraca perdagangan untuk tahun ini yakni pada Januari sebesar USD1,06 miliar dan April USD2,29 miliar.

"Namun, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Juni masih mengalami defisit USD1,93 miliar," ujar Suhariyanto.

Defisit perdagangan pada enam bulan pertama tahun ini lebih besar dari periode yang sama tahun lalu dengan jumlah defisit USD1,2 miliar. Neraca perdagangan Januari-Juni tahun ini jauh lebih buruk dari 2017 yang mencatatkan surplus USD7,66 miliar.

Suhariyanto menambahkan selama Januari-Juni, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan dari Amerika Serikat dengan jumlah USD4,36 miliar.

"Surplus dagang dengan Amerika Serikat (AS) meningkat dari periode yang sama tahun lalu dengan jumlah USD4,11 miliar," kata Suhariyanto.

Surplus dagang lainnya diperoleh Indonesia dari India dengan jumlah USD3,55 miliar sedikit berkurang dari jumlah surplus pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD3,95 miliar.

Indonesia juga mencatatkan surplus perdagangan dengan Belanda dalam periode Januari-Juni tahun ini sebesar USD1,17 miliar yang sedikit menurun dari jumlah USD1,33 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pada sisi lain, Indonesia mencatatkan defisit pada neraca perdagangan dengan China sebesar USD9,23 miliar, melebar dari defisit pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD8,26 miliar.

Defisit perdagangan juga Indonesia derita dari perdagangan dengan Thailand sebesar USD1,9 miliar. "Defisit dengan Thailand sudah berkurang dari periode Januari-Juni 2018 yang sebesar USD2,43 miliar,” kata Suhariyanto.

Defisit perdagangan terbesar Indonesia lainnya diperoleh dari Australia sebesar USD1,3 miliar, melebar dari USD1,27 miliar pada periode yang sama tahun lalu. (Anadolu)

KEYWORD :

Neraca Perdagangan Indonesia Suhariyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :