Jum'at, 19/04/2024 15:36 WIB

Menanti Baharuddin Lopa Baru di Kejaksaan

Banyak hal yang bisa menjadi teladan dari pria yang lahir di Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, 27 Agustus 1935.

Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR bekerja sama dengan Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat menggelar acara bedah buku. 

Jakarta, Jurnas - Mantan Jaksa Agung Republik Indonesia dan Hak Asasi Manusia Indonesia ke-23, Baharuddin Lopa, ternyata masih menjadi sosok yang diidolakan oleh kejaksaan-kejaksaan di Indonesia.

Hal itu disampaikan Staf Pusat Penelitian dan Pengembangan Kejaksaan, Arief Muliawan kepada redaksi di sela Bedah Buku "Lopa yang Tak Terlupa," di Ruang Presentasi MPR, Gedung MPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (12/7).

"Kami sedang berusaha ke depan menciptakan Baharuddin Lopa yang baru, jadi idola. Di usia 28 tahun sebagai jaksa agung tapi sudah sangat fenomenal. Menjadi contoh bagi kita semua yang muda-muda maupun generasi di bawah kami," kata Arief.

Banyak hal yang bisa menjadi teladan dari pria yang lahir di Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, 27 Agustus 1935 itu, seperti dalam hal kejujuran, integritas dan kepribadian pada saat bertutur.

Arief mengatakan, pria yang meninggal di Riyadh, Arab Saudi, 3 Juli 2001 pada umur 65 tahun bukan hanya pandai berbicara, tapi juga bisa mempraktekkan. "Memang sangat sulit mengikutinya, tapi kami harus berusaha seperti itu," ujar Arief.

Arief menambahkan, apa yang sudah diterapkan Baharuddin Lopa selama menjabat adalah pijakan- pijakan pemberantasan hukum ke depan seperti apa. Bukan tidak mungkin pijakan itu dilanjutkan, sangat mungkin.

"Sangat mungkin menciptakan kembali kejaksaan seperti kepemimpinan Pak Baharuddin Lopa. Itu sangat mungkin Tinggal apakah ada niat apa tidak, apakah kita mau seperti itu atau tidak," tegas Arief.

KEYWORD :

Baharuddin Lopa Arief Muliawan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :