Kamis, 25/04/2024 18:15 WIB

Trump Termakan Godaan Bolton dan Netanyahu Bubarkan Kesepakatan Nuklir

Bolton dan Netanyahu sama-sama menggunakan delusi pada 2005 untuk menghancurkan perjanjian nuklir.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan, Penasihat Keamanan nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggunakan delusi untuk memaksa Iran menghentikan pengayaan uranium.

Lewat akun Twitternya, Zarif mengatakan, Bolton dan Netanyahu sama-sama menggunakan delusi pada 2005 untuk menghancurkan perjanjian nuklir yang telah dicapai antara Iran dan Inggris, Prancis, dan Jerman di Wina setahun sebelumnya.

"Bolton & Netanyahu membunuh perjanjian Paris antara E3 & Iran pada `05 dengan bersikeras bahwa Iran menghentikan pengayaan uranium miliknya," tulisnya.

Di bawah perjanjian itu, partai-partai Eropa sudah menawarkan insentif politik, perdagangan, dan nuklir dengan imbalan penangguhan sementara program pengayaan uranium Teheran.

Zarif juga mencatat bagaimana upaya anti-Iran keduanya menjadi bumerang meskipun pada awalnya membatalkan perjanjian. "Hasil? Iran meningkatkan pengayaannya 100 kali lipat pada 2012," tulis diplomat itu.

"Sekarang, mereka mengoda (Presiden AS) Donald Trump untuk membunuh JCPOA dengan delusi yang sama," katanya, merujuk pada perjanjian nuklir berikutnya.

Kesepakatan kedua dicapai antara kelompok negara-negara P5 + 1 - AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan China ditambah Jerman - dan Iran di ibukota Austria pada Juli 2015. Secara resmi dikenal sebagai Rencana Komprehensif Bersama dari Aksi (JCPOA).

Namun, AS meninggalkan JCPOA tahun lalu dan mengembalikan sanksi terkait nuklir yang dicabut perjanjian itu.

Berbicara kepada Fox News pada April, Zarif menguraikan peran yang dimainkan Bolton dan Netanyahu untuk meningkatkan tekanan pada Iran sebagai bagian rencana Tim B, yang terdiri dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Zarif mengutuk empat tersebut karena berusaha menjadikan negara Iran terorisme ekonomi dengan bertindak untuk memobilisasi instrumen tekanan ekonomi ilegal terhadap Republik Islam.

"B-Team belum belajar. TETAPI DUNIA HARUS," tutup Zarif.

Pada bMei, Iran mulai memprakarsai serangkaian tindakan untuk menanggapi keberangkatan AS dari JCPOA dan penolakan para mitra Eropa untuk menjamin kepentingan bisnis Teheran berdasarkan kesepakatan tersebut.

Langkah-langkah tersebut dijadikan dalih Teheran melampaui batas 3,67 persen yang ditetapkan oleh JCPOA pada tingkat pengayaan uraniumnya.

KEYWORD :

Kesepaka Nuklir Amerika Serikat Donald Teump Isarael




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :