Kamis, 25/04/2024 21:24 WIB

Jokowi Berharap Guru Tidak "Baper" Soal Politik

Presiden Joko Widodo menyayangkan fenonema masyarakat yang terpecah belah karena kontestasi politik di Tanah Air.

Presiden Joko Widodo (Foto: Muti/Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com – Presiden Joko Widodo menyayangkan fenonema masyarakat yang terpecah belah karena kontestasi politik di Tanah Air. Padahal ini merupakan proses yang berlangsung rutin setiap lima tahun sekali.

“Sedih kadang, urusan pemilihan bupati, gubernur, presiden jadi tidak saling sapa dengan tetangga, dengan teman. Ini proses yang setiap lima tahun sekali ada. Masa setiap lima tahun sekali mau tidak saling sapa?” kata Jokowi saat membuka Kongres Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta pada Jumat (6/7).

Karena itu, presiden berharap para guru yang tergabung di bawah PGRI, tidak ikut-ikutan terbawa perasaan alias baper dengan hal tersebut, sebagai bentuk kematangan dalam berpolitik.

“Politik seperti itu, jangan dibawa terlalu dalam. Jangan sampai. Tapi kalau PGRI tidak. Ini organisasi profesi,” ujar presiden.

Jokowi menyampaikan, perbedaan di Tanah Air bukan soal politik semata. NKRI memiliki keragaman budaya, bahasa, suku, dan agama yang majemuk.

Dengan demikian, guru dinilai perlu menanamkan nilai toleransi pada siswa kuat-kuat ketika menyampaikan pelajaran di dalam kelas.

“Tolong ini sering diingatkan pada siswa dan murid, sehingga muncul toleransi yang dimulai dari bawah. Antar anak yang beda agama dan anak yang beda suku,” jelas dia.

KEYWORD :

Joko Widodo Guru




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :