Sabtu, 20/04/2024 15:12 WIB

The Fast Diet, Mirip Puasa Senin Kamis

Berpuasa selama dua hari dalam seminggu membantu hilangkan lebih banyak lemak, meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kadar kolesterol.

Ilustrasi diet turun badan

Jurnas.com - Metode diet seperti menghindari asupan karbohidrat atau memperbanyak makan protein dan serat tampaknya sudah ketinggalan zaman.

Kini masyarakat Inggris dan AS tengah gandrung pada metode diet baru bernama The Fast Diet yang serupa dengan puasa Senin-Kamis yang kerap dilakukan umat Islam. Seperti apa metode tersebut?

Dalam metode ini, setiap orang diperkenankan mengonsumsi apapun yang mereka inginkan, tapi hanya selama lima hari dalam seminggu. Dua hari kemudian, mereka tidak diperbolehkan makan apapun, kecuali makanan atau minuman yang mengandung 600 kalori sehari.

Metode yang juga dikenal dengan nama `Diet 5:2` ini pun dituangkan oleh oleh Michael Mosley dan Mimi Spencer ke dalam sebuah buku berjudul `The Fast Diet`. Buku ini laris terjual di Inggris dan AS pada tahun 2013 dan telah dicetak ulang hingga puluhan kali.

Mosley merupakan seorang dokter sekaligus public figure televisi terkemuka di negeri Ratu Elizabeth, sedangkan Spencer merupakan jurnalis yang kerap menyumbangkan tulisannya untuk media seperti The Mail dan The Guardian.

Menurut Mosley, diet ini didasarkan pada studi sejumlah ilmuwan dari Inggris dan AS yang menemukan bahwa berpuasa (selama dua hari dalam seminggu) membantu menghilangkan lebih banyak lemak, meningkatkan sensitivitas insulin serta mengurangi kadar kolesterol yang pada akhirnya menurunkan risiko seseorang untuk terserang sakit jantung maupun diabetes.

Namun Mosley memastikan dirinya tak asal bicara. Demi membuktikan `khasiatnya`, Mosley mengaku telah mencoba sendiri pola makan ini dalam program sains di saluran BBC yang berjudul "Eat, Fast, Live Longe". Apalagi kolesterolnya terlalu tinggi dan kadar gula darahnya berada dalam range yang mengkhawatirkan terkena diabetes.

Beberapa saat kemudian, Mosley pun terkejut melihat hasilnya.

"Saya memulai puasa intermiten ini sekitar setahun yang lalu, kemudian lemak saya hilang sebanyak 8 kilogram hanya selama tiga bulan dan gula darah saya pun kembali normal," kata Mosley kepada Reuters.

Mosley pun berpendapat, tampaknya diet yang dilakukannya berhasil karena metode ini memang dapat menurunkan berat badan secara stabil. Presenter acara TV Inside the Human Body ini menghitung rata-rata berat badan yang turun setelah mengadopsi diet ini adalah 0,46 kilogram bagi wanita dan sedikit lebih banyak bagi pria.

"Sedangkan masalah yang ada pada diet standar adalah Anda merasa seperti terus-menerus harus menahan diri. Jadi ketika Anda terus berpikir tentang makanan sepanjang waktu, Anda merasa seperti melawan keinginan diri sendiri," terang Mosley seperti dilansir Foxnews.

Salah satu yang mengaku diuntungkan oleh diet ini adalah Deb Thomas (50) dari London. Thomas mengaku baru mengikuti diet ini selama enam bulan tapi ukuran bajunya telah menurun drastis. Bahkan hal ini menginspirasi suaminya untuk melakukan metode yang sama.

"Ini adalah diet yang sangat mudah diikuti dan sesuai dengan gaya hidup saya. Anda akan mengalami hari yang berat karena tidak makan hampir seharian tapi Anda tahu keesokan harinya Anda bisa makan dengan normal dan hal itulah yang membuat Anda tetap bertahan," tutupnya.

KEYWORD :

Fast Diet Puasa Senin Kamis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :