Sabtu, 20/04/2024 19:32 WIB

Penyanyi Inggris Mengaku Dideportasi dari Iran

Kendati demikian, Stone mengatakan bahwa dia tak pernah merencanakan akan tampil di negara Republik Islam itu.

Bendera kebangsaan Iran

London, Jurnas.com - Seorang penyanyi berkebangsaan Inggris, Joss Stone mengaku dideportasi dari Iran, tak lama setelah tiba di negara tersebut untuk melakukan tur dunianya.

Kendati demikian, Stone mengatakan bahwa dia tak pernah merencanakan akan tampil di negara Republik Islam itu.

Dikutip dari Page Six, pada Jumat (5/7), Stone yang mengenakan kerudung putih berbicara di unggahan Instgramnya, pada Rabu lalu.

"Well, kita tiba di Iran, tertahan dan dideportasi," katanya dalam video tersebut.

Pelantun "Fell in Love With a Boy" itu menyebut jika ada aturan perempuan dilarang menggelar konser tunggal di Iran, dia bersikukuh bahwa sebenarnya tidak ada rencana manggung.

"Meski demikian, tampaknya pemerintah tak percaya kita tidak akan manggung di muka umum jadi mereka memasukkan kita ke dalam apa yang mereka sebut `daftar hitam`," katanya.

Stone mengatakan dia dan grupnya tiba di Kish Island di Teluk Persia, di mana pihak berwajib menahannya sebelum akhirnya mendeportasi mereka keesokan paginya.

Tak jelas apakah tujuan mereka sebenarnya ke Iran namun Stone mengungkap kalau dia paham aturan bahwa "penampilan di depan publik bukanlah sebuah pilihan dalam skenario ini."

"Aku menceritakan ceritaku dan menjelaskan misiku, untuk membawa perasaan baik dengan apa yang kupunya dan menunjukkan pada mereka yang ingin melihat, positif bagi dunia," katanya.

Stone lanjut mengatakan bahwa petugas mengatakan meminta maaf bahwa dia harus mengalami deportasi. Namun grup-nya lah yang seharusnya meminta maaf karena "tak punya dokumen yang cukup."

Surat kabar Iran menayangkan komentar Stone pada Sabtu namun tak ada tanggapan langsung dari pemerintah.

KEYWORD :

Joss Stone Iran Inggris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :