Rabu, 24/04/2024 12:20 WIB

Turki Kecam Media AS yang Sebar Propaganda Teroris

Harian itu menerbitkan sebuah artikel yang ditulis pendiri kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu (Foto: AFP)

Ankara, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengecam surat kabar harian utama Amerika Serikat (AS), The Washington Post karena menyebarkan luaskan propaganda teroris.

Harian itu menerbitkan sebuah artikel yang ditulis pendiri kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

"Artikel itu tidak jatuh di bawah kebebasan pers dan berekspresi. Ini adalah propaganda teroris," kata Cavusoglu dalam wawancara langsung dengan jaringan berita televisi TRT Haber berbahasa Turki, Kamis (4/7).

Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Kementerian Luar Negeri Turki mengecam surat kabar AS karena menerbitkan artikel tersebut.

"Dengan publikasi ini, prinsip mencegah promosi terorisme, komitmen paling penting dari komunitas internasional dalam perang melawan terorisme, telah dilanggar serius," ujar Cavusoglu.

Ia menyebut Cemil Bayik sebagai pemimpin organisasi teroris yang secara brutal membantai puluhan ribu orang tak bersalah.

"Sangat penting bahwa tidak ada perbedaan yang dibuat antara organisasi teroris dalam perang melawan terorisme," jelasnya.

"Pendekatan ini, yang merupakan alat propaganda teror PKK dan tidak sesuai dengan sensitivitas yang ditampilkan Islami State Iraq and Syria (ISIS), al-Qaeda dan organisasi teroris lainnya, adalah contoh kemunafikan yang baru dan serius dalam perang melawan terorisme," kata pernyataan itu.

Dalam artikelnya, Bayik menulis bahwa berbagai upaya PKK untuk bernegosiasi dengan itikad baik dengan pemerintah Turki tapi gagal karena perhitungan politik yang picik dan kurangnya komitmen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (Partka AK) yang berkuasa di negara itu.

Bayik menambahkan, penangkapan dan pemenjaraan pemimpin PKK, Abdullah Öcalan bertepatan dengan naiknya kekuasaan Partai AK yang dipimpin Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

"Erdogan dan partainya memenangkan dukungan publik awal dengan menekankan demokrasi, hak asasi manusia dan keadilan, tetapi pemimpin Turki itu kemudian menyangkal adanya masalah Kurdi," kata Bayik yang menuding Turki membatalkan pembicaraan damai untuk keuntungan politik.

PKK tidak cukup naif mempertahankan bahwa masalah Kurdi dapat diselesaikan melalui dialog dengan AKP yang berkuasa di Turki saja dan kelompok militan Kurdi tetap berkomitmen pada solusi politik dari pertanyaan Kurdi dalam perbatasan Turki.

KEYWORD :

Turki Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :