Jum'at, 19/04/2024 09:04 WIB

Hubungan Diplomasi Iran-AS Putus Permanen

Sanksi Amerika Serikat (AS) yang menyasar pejabat tinggi Iran secara permanen menutup hubungan diplomasi antara kedua belah pihak.

Presiden Iran Hasan Rouhani dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Tehran Time)

Teheran, Jurnas.com - Teheran mengatakan, sanksi Amerika Serikat (AS) yang menyasar pejabat tinggi Iran secara permanen menutup saluran diplomasi antara kedua belah pihak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi, mengatakan, pemerintahan "putus asa" Donald Trump membunuh mekanisme untuk menjaga perdamaian dunia dengan memberlakukan sanksi terhadap Iran.

"Memberlakukan sanksi sia-sia pada Pemimpin Revolusi Islam (Ayatollah Seyyed Ali Khamenei) dan komandan diplomasi negara (Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif) berarti penutupan permanen jalur diplomasi dengan pemerintah AS yang putus asa," katanya.

"Administrasi Trump menghancurkan semua mekanisme internasional yang sudah ada untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia," tambahnya.

Pada Senin (24/6), Trump menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan Ayatollah Khamenei, kantornya, dan delapan komandan senior Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).

Ia mengatakan, sanksi baru itu akan menolak akses ke sumber daya keuangan utama dan dukungan untuk Pemimpin, kantornya dan mereka yang berafiliasi erat dengannya.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa diplomat top Iran juga akan menghadapi sanksi "akhir pekan ini."

Zarif secara luas dipuji sebagai arsitek dari perjanjian nuklir multilateral 2015, yang secara sepihak AS tinggalkan tahun lalu.

Ketegangan meningkat antara Teheran dan Washington sejak tahun lalu, saat Trump secara sepihak menarik AS dari Rencana JCPOA dan melepaskan sanksi terberat terhadap Iran, terutama menargetkan sektor energinya.

Baru-baru ini, AS telah mengambil sikap semu seperti perang melawan Iran dan meningkatkan gerakan militernya yang provokatif di Timur Tengah.

Sanksi baru datang setelah militer AS pada 20 Juni mengirim pesawat pengintai menyelinap masuk ke Iran di tengah laporan, Washington sedang merencanakan serangan taktis pada fasilitas nuklir Iran.

Pesawat yang mengganggu itu ditembak jatuh oleh IRGC Iran.

Di tengah upaya Trump mengintensifkan militer dan perang ekonomi di Iran, Washington juga mengklaim terbuka untuk negosiasi baru dengan Teheran.

Iran berulang kali mengatakan tidak akan bernegosiasi di bawah tekanan. Negeri Para Mullah mengatakan, Washington harus kembali pada kesepakatan sebelum memulai negosiasi.

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Kesepakatan Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :