Sabtu, 20/04/2024 03:07 WIB

Produk Pertanian Dongkrak Neraca Perdagangan Indonesia

Kinerja ekspor pertanian ke beberapa negara Asia dan Eropa berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri

Jakarta, Jurnas.com - Peningkatan kinerja ekspor pertanian ke beberapa negara Asia dan Eropa berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia. Beberapa produk di antaranya berasal dari komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Demikian kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri, Jumat (21/6).

"Contohnya adalah ekspor impor produk pertanian kita dengan Malaysia, dimana neraca dagang pertanian kita selalu positif atau surplus dalam lima tahun terakhir.

Untuk 2019 hingga Maret saja, neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia dengan Malaysia, kita surplus 480,442 ton, dengan nilai 241 juta dollar AS (Amerika Serikat)" ujar Boga.

Menurut Bogo berdasarkan data hingga Maret 2019, ekspor pertanian Indonesia ke Malaysia mencapai 513,917 ton, senilai USD287 juta.

"Sementara, Impor pertankan kita dari Malaysia sampai Maret 2019 hanya 33,476 ton, atau senilai USD44," jelasnya.

Selain Malaysia, kata Boga, trend yang sangat positif dan surplus ini juga dialami dalam kerjasama dagang dengan negara-negara lain di Asia seperti China, Jepang, Korea dan Filipina.

Adapun khusus untuk pasar China, nilai pasarnya masih potensial, terutama bagi produk pertanian Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari neraca perdagangan pertanian Indonesia-China pada  2018 yang mengalami surplus sebesar USD2,265 miliar.

"Nilai ekspor pertanian Indonesia ke China pada tahun 2018 mencapai USD4,025 miliar, atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan transaksi sebelumnya yang hanya USD2,058 miliar," katanya.

Boga mengatakan, ada lima produk pertanian yang menjadi andalan ekspor ke berbagai negara di Asia dan Eropa. Kelimanya masing-masing adalah kelapa sawit, karet, kelapa, produk hewan, dan kakao.

"Untuk kelapa sawit masih menjadi andalan kita karena nilainya yang cukup besar. Saat ini kita mencatat sudah sebanyak 3,935 juta ton kelapa sawit diekspor ke China dengan nilai transaksi mencapai USD2,69," katanya.

Sebenarnya, lanjut Boga Indonesia masih memiliki potensi mengekspor produk pertanian ke China. Walaupun, sejumlah komoditas hortikultura dan perkebunan mengalami hambatan akses bea masuk yang masih tinggi. Di samping adanya standar sanitary and phytosanitary (SPS) yang sulit dipenuhi oleh petani Indonesia.

"Surplusnya neraca perdagangan kita dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) membuktikan bahwa perdagangan kita masih unggul dibanding mereka. Jadi tidak benar kalau ada yang menyebutkan bahwa produk pertanian RRT membanjiri pasar kita. Justru sebaliknya, produk pertanian kita yang membanjiri pasar mereka," katanya.

KEYWORD :

Ekspor Pertanian Tanaman Hortikultura Kuntoro Boga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :