Tes kapal perang angkatan laut Iran menembakkan rudal jarak jauh baru selama latihan tahunan di 2012 (Foto: Ebrahim Noroozi / EPA)
Riydah, Jurnas.com - Arab Saudi dilaporkan meningkatkan program rudal balistiknya dengan bantuan China. Anehnya, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menahan intelijen membocorkan masalah tersebut.
Mengutip tiga sumber yang akrab dengan masalah ini, CNN mengatakan, berdasarkan intelijen AS, Riyadh telah mengembangkan infrastruktur dan teknologi rudal melalui pembelian baru-baru ini dari Beijing.
Sumber itu mengatakan, pemerintahan Trump pada awalnya tidak menyampaikan informasi ihwal pengembangan rudal Saudi kepada anggota kunci Kongres.
Lebih dijelaskan bahwa hal itu membuat geram Demokrat yang baru mengetahui kasus tersebut dari luar dan menyimpulkan, hal itu memang sengaja tidak dibocorkan dalam pertemuan.
Mereka juga menekankan meskipun tujuan Saudi tidak jelas dari intelijen, pengembangan rudal bisa menandai upaya potensial Saudi untuk suatu hari mengirimkan hulu ledak nuklir jika pernah mendapatkan satu.
Arab Saudi adalah pembeli senjata utama AS, tetapi dilarang membeli rudal balistik dari Washington di bawah Rezim Kontrol Teknologi Rudal 1987.
Pada Januari, The Washington Post menerbitkan gambar satelit dari pangkalan militer Saudi yamg menunjukkan, Riyadh sedang menguji dan mungkin membuat rudal balistik.
Ahli rudal di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, Jeffrey Lewis, mengatakan instalasi Saudi sangat mirip dengan desain yang digunakan oleh China, meskipun agak lebih kecil.
Pada Maret 2018, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengancam, akan mengembangkan senjata nuklir jika Iran - yang Riyadh anggap sebagai saingan beratnya di wilayah tersebut - mengembang senjata nuklir.
Banyak anggota Kongres AS khawatir tentang penyediaan teknologi nuklir untuk Arab Saudi, di tengah upaya Trump mencapai kesepakatan nuklir yang menguntungkan kerajaan.
KEYWORD :Arab Saudi Rudal Balistik Iran Amerika Serikat
