Wakil Perdana Menteri dan menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani berbicara dalam konferensi pers. (Foto oleh AFP)
Doha, Jurnas.com - Pemerintah Qatar menyatakan keberatan atas pernyataan garis yang disematkan kepada Iran pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat di Mekkah, diselenggarakan Arab Saudi.
"Pernyataan itu mengecam Iran tetapi tidak merujuk pada kebijakan moderat untuk berbicara dengan Teheran," kata Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, kepada Al Jazeera.
"KTT memberlakukan kebijakan Washington terhadap Iran dan bukan mempertimbangkan lingkungan", tambahnya.
Al Thani mempertanyakan persatuan yang diminta negara-negara tetangga di tengah blokade yang sedang berlangsung terhadap negara Teluk.
"KTT Teluk soal Teluk menyerukan persatuan, tetapi di mana itu di tengah kelanjutan blokade Qatar? " katanya.
Tiga KTT darurat, yang diselenggarakan Arab Saudi di kota suci Mekah selama akhir pekan, menyusul serangan terhadap aset minyak, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA).
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud mengecam Iran atas agresi terhadap stabilitas dan keamanan internasional di kawasan itu.
Teheran menyebut tudingan itu tidak berdasar. Ia mengatakan Arab Saudi mencela AS dan Israel hanya"sia-sia" untuk mengiring opini regional untuk mengecam Iran.
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA memutus hubungan dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, laut, dan udara di negara Teluk tersebut.
Kuartet menuduh Qatar mendukung
terorisme dan mengganggu kestabilan kawasan, tuduhan yang secara konsisten ditolak oleh Doha.
Doha beralih ke Teheran untuk mengurangi tekanan ekonominya. Jadi importir utama Iran dan mengalihkan sejumlah penerbangan dengan maskapai berbendera Qatar Airways ke republik Islam Iran.
Arab Saudi Iran Amerika Serikat KTT Darurat Timur Tengah Qatar