Selasa, 23/04/2024 22:34 WIB

IAEA: Iran masih Patuhi Kesepakatan Nuklir 2015

Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang dikirim ke negara-negara anggota badan tersebut, menyebutkan bahwa Iran tetap berada dalam batasan, termasuk memperkaya uranium dan stok uranium yang diperkaya.

Bendera kebangsaan Iran (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, peningkatan stok bahan nuklir utama Iran masih dalam batas yang ditentukan dalam kesepakatan 2015 yang ditandatangani dengan negara adidaya.

Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang dikirim ke negara-negara anggota badan tersebut, menyebutkan bahwa Iran tetap berada dalam batasan, termasuk memperkaya uranium dan stok uranium yang diperkaya.

Meskipun awal bulan ini, Iran menggumumkan menangguhkan beberapa komitmennya berdasarkan pakta nuklir, stok uranium diperkaya dan air berat di negara itu tidak melebihi yang sudah ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

Menurut laporan itu, IAEA memverifikasi pada 26 Mei, setelah penghentian produksi air berat di Pabrik Produksi Air Berat (HWPP) antara 15 April 2019 dan 22 Mei 2019, operasi pabrik beroperasi kembali dan persediaan air berat sebanyak 125,2 metrik ton, naik 0,4 ton pada Februari tetapi masih di bawah batas 130 ton.

"Pada 20 Mei, Iran memiliki 174,1 kg uranium yang diperkaya, naik dari 163,8 kg pada Februari tetapi sekali lagi dalam batas yang relevan," tambahnya.

Pada Mei 2018, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik Washington dari kesepakatan nuklir, yang ditandatangai pada Juli 2015 antara Iran dan AS, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman dan menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Teheran.

Di bawah JCPOA atau yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), Iran berupaya membatasi program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi terkait nuklir.
 

KEYWORD :

Badan Energi Atom Kesepakatan Nuklir Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :