Sabtu, 20/04/2024 10:26 WIB

Aktivis Perancis Kembali Usir Dua Kapal Kargo Arab Saudi

Para aktivis telah berhasil memaksa kapal kargo Saudi lainnya untuk meninggalkan pelabuhan Fos-sur-Mer di Perancis selatan tanpa memuat senjata yang seharusnya dibawa pulang di tengah perang mematikan Riyadh terhadap rakyat Yaman.

Kapal kargo Saudi Bahri Tabuk (foto: PressTV)

Jakarta, Jurnas.com - Para aktivis telah berhasil memaksa kapal kargo Saudi lainnya untuk meninggalkan pelabuhan Fos-sur-Mer di Perancis selatan tanpa memuat senjata yang seharusnya dibawa pulang di tengah perang mematikan Riyadh terhadap rakyat Yaman.

ACAT, sebuah organisasi Kristen yang menentang penyiksaan, membenarkan bahwa untuk kedua kalinya bulan ini para pembela hak asasi manusia dapat memblokir kapal Saudi di Perancis ketika pemerintah Presiden Emmanuel Macron mendapat tekanan yang meningkat untuk menghentikan penjualan senjata ke kerajaan.

"Kapal barang Saudi, Bahri Tabuk, kembali melaut pada Rabu malam dengan pegangan kosong," kata LSM Prancis dikutip PressTV.

"Sekali lagi, dihadapkan dengan mobilisasi warga dan tindakan hukum kami, sebuah kapal barang Saudi harus menyerah memuat senjata Prancis, kali ini di Fos-sur-Mer," kata Nathalie Seff dari ACAT-Prancis dalam sebuah pernyataan.

Menurut data pengiriman oleh Refinitiv Eikon, kapal berbendera Saudi meninggalkan perairan Perancis dan berlayar menuju Alexandria di Mesir. Diberi label sebagai pembawa kendaraan, Bahri Tabuk juga pernah mengangkut bungkil kedelai di masa lalu.

Kapal Saudi pertama mencoba untuk berlabuh di pelabuhan Le Havre di pantai utara Perancis dua pekan lalu, namun dibiarkan tanpa kargo setelah kuli pelabuhan mengancam untuk memblokir kedatangan di pelabuhan.

Konfrontasi oleh para aktivis itu terjadi beberapa minggu setelah sebuah situs investigasi online yang diterbitkan membocorkan intelijen militer Prancis yang menunjukkan pemerintah Macron menjual berbagai senjata ke Riyadh, termasuk tank dan sistem rudal berpemandu laser.

Dokumen-dokumen juga mengungkapkan bahwa senjata telah digunakan terhadap warga sipil selama perang yang dipimpin Saudi melawan Yaman, yang telah menewaskan ribuan orang Yaman dan menyebabkan krisis kemanusiaan di negara miskin sejak mulai pada Maret 2015.

Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, mengklaim bahwa senjata itu terkait dengan perintah sejak beberapa tahun lalu.

ACAT mengatakan pihaknya telah mengajukan banding minggu lalu ke Pengadilan Tata Usaha Paris untuk memblokir pengiriman senjata ke Arab Saudi, dengan alasan bahwa penjualan tersebut melanggar perjanjian PBB karena senjata tersebut digunakan untuk melawan warga sipil. Banding ditolak.

Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian mendesak Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menghentikan "perang kotor" di Yaman.

Namun, dia mengatakan Paris akan melanjutkan penjualan senjata kontroversialnya ke Arab Saudi serta rezim Arab di wilayah Teluk Persia.

KEYWORD :

Kapal Arab Saudi Aktivis Perancis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :