Kamis, 25/04/2024 20:59 WIB

"Dara Baro" Bordir Aceh Unik nan Memikat Karya Wignyo

Wignyo terinpirasi busana tradisional Aceh yang dikenal dengan istilah Dara Baro berupa padanan baju kurung dan celana.

Koleksi Dara Baro karya Wignyo (Foto: Muffest)

Jakarta, Jurnas.com - Kerajinan bordir asal Aceh memiliki ciri khas motif yang unik serta warna yang semarak dalam dominasi warna merah, kuning, dan hijau di atas warna dasar hitam yang elegan.

Keindahan bordir Aceh diangkat oleh desainer Wignyo Rahadi dalam koleksi modest wear bertema Dara Baro yang didukung oleh Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe.

Bordir Aceh yang digunakan dalam koleksi ini merupakan hasil pengembangan yang dilakukan Wignyo kepada para pengrajin bordir di kota Lhokseumawe, Aceh.

Dengan tetap mempertahankan motif tradisi yang menjadi identitas bordir Aceh, Wignyo mengembangkan ketrampilan pengrajin yang semula hanya membordir tas menjadi pembuatan bordir pada busana.

Para pengrajin terbiasa membuat bordir tas dengan proses sangat cepat sehingga kualitas bordir cenderung kasar

Melalui pembaruan yang dilakukan Wignyo, para pengrajin diarahkan untuk teknik bordir yang menghasilkan kualitas bordir lebih halus meskipun pengerjaannya dituntut lebih berhati-hati dan membutuhkan waktu lebih lama.

"Selain itu, pembaruan benang bordir yang digunakan untuk menunjang hasil bordir lebih halus pada busana," ujar Wignyo.

Rangkaian koleksi Dara Baro menggunakan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dalam pilihan warna cerah lime green yang diaplikasikan bordir Aceh dengan benang warna emas yang kontras sehingga tampak menonjolkan ornamen bordir.

Motif bordir khas Aceh yang digunakan antara lain motif Pinto Aceh, Pucok Rebong, Awan Beriring, dan Karawang Gayo.

Terinpirasi busana tradisional Aceh yang dikenal dengan istilah Dara Baro berupa padanan baju kurung dan celana, Wignyo mengembangkan inspirasi tersebut dengan sentuhan kontemporer.

Koleksi Dara Baro meliputi padu padan celana dan tunik atau kaftan, serta abaya dikombinasi outer (jubah) panjang.

Selain bordir Aceh, koleksi busana ini ditampilkan dengan aksentuasi patchwork (tenik perca) tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) serta tenun corak Sobi dan Salur Bintik yang merupakan ciri khas tenun ATBM produksi Tenun Gaya, brand yang dibuat oleh desainer Wignyo Rahadi.

Sentuhan bordir benang warna emas pada rancangan busana bergaya kontemporer dengan siluet yang ringan tetap menciptakan kesan elegan.

KEYWORD :

Desainer Wignyo Dara Baro Bordir Aceh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :