Rabu, 24/04/2024 13:31 WIB

Sulap Ubi Ungu Jadi Jajanan Milenial

Saat ditanya penghasilan bulanannya dari berjualan, Ardianti mengaku mendapat hingga Rp2,1 juta per bulan.

Kue ubi ungu (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Ardianti tak pernah gengsi harus berjualan di kampusnya sendiri. Saat ditemui beberapa waktu lalu di Universitas Mataram (Unram), tangannya menggegam sebuah kue dan minuman, produk yang biasa dia jual kepada rekan-rekan mahasiswa Unram.

“Coba dulu kak, siapa tahu berkenan,” kata Ardianti mencoba menawari kami.

Memang benar. Kue Ardianti terasa gurih di lidah dan tak terlalu manis. Pun minumannya terasa segar saat menyentuh tenggorokan. Maklum, langit Lombok pada awal Desember masih terik.

Kepada kami, Ardianti menceritakan bahwa usaha itu dia lakoni bersama dua temannya, setelah mendapatkan suntikan modal dari Fakultas Teknologi Pangan (Fatepa) lewat beasiswa wirausaha. Jumlahnya tak banyak memang, hanya Rp7,5 juta untuk satu kelompok yang berisikan tiga orang.

Namun dengan uang sejumlah itu, Ardianti melihat sebuah peluang emas, yakni dengan memanfaatkan potensi ubi ungu di Desa Kekait, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kebetulan, lanjut Ardianti, desa tersebut sedang dalam tahap pemulihan pasca gempa 6,9 SR dan 7.0 SR yang menerjang Lombok beberapa bulan lalu.

“Jadi selain memberikan wirausaha untuk diri kami sendiri, kami juga ingin memberikan dana yang kami dapat ini dengan membeli bahan baku dari mereka,” ujar mahasiswi 22 tahun itu.

Di tangan Ardianti dan kedua temannya, ubi ungu berhasil disulap menjadi aneka jenis jajanan khas milenial, antara lain Lava Cake, Milk Shake, hingga Nugget. Harganya pun bersahabat untuk kantong mahasiswa antara Rp5.000 hingga Rp10.000.

“Rp5 ribu untuk Lava Cake. Milkshake Rp5 ribu. Nuggetnya Rp10 ribu karena isinya enam dan toppingnya beragam,” tuturnya.

Ardianti mengakui, untuk berjualan dia harus mengatur waktunya sedemikian rupa. Apalagi saat ini dia merupakan mahasiswi tingkat akhir, yang dituntut fokus melakukan penelitian dan penulisan skripsi.

Namun, baginya tak ada kata menyerah. Lewat berjualan, Ardianti berharap bisa meringankan beban orang tuanya, baik untuk membeli keperluan kuliah, maupun untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

“Niatnya ingin membantu orang tua sendiri, tidak ingin membebani mereka, jadi termotivasi. Masa belajar aja yang harus disetor ke orang tua,” papar Ardianti.

“Kami ingin ikut wirausaha ini agar uang jajan kami dari orang tua berkurang, karena kami sendiri sudah membuahkan hasil,” lanjutnya.

Saat ditanya penghasilan bulanannya dari berjualan, Ardianti mengaku mendapat hingga Rp2,1 juta per bulan. Hasil itu dia gunakan untuk perputaran modal, dan berbagi keuntungan dengan dua rekannya yang lain.

“Jadi bisa kami kembangkan untuk wirausaha kami sendiri,” ujarnya malu-malu.

Sementara dalam kesempatan terpisah, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unram Dr. Muhammad Natsir, SH., M.Hum menerangkan, pemerintah menggelontorkan sejumlah beasiswa untuk para mahasiswa Unram terdampak gempa Lombok, antara lain beasiswa bidikmisi, beasiswa PPA, dan beasiswa wirausaha.

Khusus beasiswa wirausaha, Unram mendapatkan bantuan total Rp1 miliar. Beasiswa ini disalurkan kepada kelompok mahasiswa yang masing-masing beranggotakan tiga orang, dengan nominal Rp7,5 juta per kelompok.

“Rp7,5 juta itu nantinya digunakan sebagai modal usaha,” terang Natsir.

Pemberian beasiswa bagi mahasiswa terdampak bencana sudah diutarakan sebelumnya oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Dia menyebut untuk korban bencana Lombok sudah disiapkan dana sebesar Rp13 miliar, yang diberikan mulai Oktober lalu.

“NTB, kami memberikan bantuan beasiswa itu sudah dikucurkan dan sudah diberikan oleh bapak Presiden Jokowi langsung,” terang Nasir.

KEYWORD :

Ubi Ungu Universitas Mataranm




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :