Jum'at, 19/04/2024 11:34 WIB

Para Peneliti dari Perguruan Tinggi Masih Minim Jiwa Enterpreuner

salah satu faktor minimnya hasil penelitian perguruan tinggi yang mampu dijadikan sebagai sebuah usaha mandiri yaitu kurangnya jiwa enterpreuner di dalam diri para inovator atau pun para peneliti. 

Direktur Jenderal Penguatan lnovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dr. Jumain Appe saat melakukan sesi wawancara dalam acara pembukaan CPPBT Boot Camp 2019, Jakarta, Senin (08/04)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Penguatan lnovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dr. Jumain Appe menilai salah satu faktor minimnya hasil penelitian perguruan tinggi yang mampu dijadikan sebagai sebuah usaha mandiri yaitu kurangnya jiwa enterpreuner di dalam diri para inovator atau pun para peneliti. 

Hal itu disampaikan Jumain Appe dalam pembukaan program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi (CPPBT-PT) BootCamp 2019 yang  di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Senin (08/04).

Menurut Jumain, kurangnya jiwa berwirausaha dari para peneliti membuat sebagian besar produk penelitian tidak berhasil atau belum mampu dikomersialkan hingga akhirnya tak mampu mengembangkan produknya karena tak mampu mandiri. 

"Harapan kita kalau dia sudah sembilan sudah siap untuk dikomersialkan, siap untuk dijadikan usaha. Namun demikian ternyata, karena memang pola pikir peneliti belum mengarah pada suatu enterpreuner, sehingga sebagian besar memang kurang berkembang. Artinya belum bisa mandiri, sehingga kita harus biayai lagi. Ini yang membuat saya kira kurang berhasil kalau dia tidak bisa meningkat," ujar Jumain.

Untuk itu, lanjut Jumain, perlu upaya untuk mendorong perguruan tinggi menjadi agent of economic development untuk menghasilkan inovasi berbasis teknologi yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, dan inovasi menjadi penggerak ekonomi, sehingga gerakan membangun jiwa entrepreneurship di kalangan dosen dan/atau mahasiswa harus dimulai.

"Oleh karena itu, teknologinya kita mentoring, inkubasi dan SDMnya juga kita inkubasi, supaya dia punya talent enterpreuner. Kalau selama ini peneliti, inovator itu jiwa enterpreunernya kurang, jadi semangat berwirausaha itu kurang, masih semangat untuk proyek. Makanya kita lakukan pelatihan ini, kita akan tahu apanya sih sebenarnya yang lemah," lanjutnya.

Sejak tahun 2016 Kemenristekdikti memiliki kebijakan berupa pendanaan untuk mengembangkan produk inovasi teknologi yang berasal dari Perguruan Tinggi melalui program CPPBT-PT. Program CPPBT-PT ini ditujukan untuk mendorong penyempurnaan produk inovasi teknologi yang sudah masuk pada kategori prototype dan fase pra-komersial untuk disiapkan menuju komersilkan.

"Acara ini kita selenggarakan di dalam rangka memberikan satu pembekalan kepada para pemenang insentif calon perusahaan pemula berbasis teknologi. Dari 800 sekian proposal itu yang berhasil ini hanya sekitar 130, karena kita memilih sangat ketat karena kita ingin ini harus berhasil, jadi hasil-hasil penelitian dan inovasi itu menjadi wirausaha ke depan, menjadi salah satu produk pendorong ekonomi kita ke depan. Walaupun memang masih kecil, tapi harapan kita ingin tingkatkan ke depan, sehingga bisa menjadi industri, syukur-syukur menjadi unicorn," tutur Jumain.

Jumain menambahkan, masih rendahnya CPPBT yang mampu menjadi PPBT (Startup berbasis Teknologi), maka pada tahun ini dilakukan Kegiatan CPPBT Boot Camp 2019 yang bertujuan mengembangkan dan menguatkan skill serta Pengetahuan Calon PPBT sehingga ke depannya dapat menjadi PPBT yang unggul.

"Kegiatan CPPBT Boot Camp 2019 ini akan diselenggarakan pada tanggal 8-10 April 2019 diikuti oleh 132 peserta dari 70 Perguruan Tinggi yang tersebar hamper dari Sabang sampai Merauke, Agenda kegiatan Selma CPPBT Boot Camp 2019 ini meliputi seminar, workshop, inspirational talk dan success story dan Calon PPBT yang berhasil naik kelas ke Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT)," tambahnya.

Dari 132 CPPBT yang mengikuti kegiatan tersebut terdapat delapan bidang, antara lain Pangan, Kesehatan, Ilmu Teknologi, Energi, Transportasi dan Material. Bidang pangan masih menduduki peringkat atas.  

 

 

 

 

KEYWORD :

Usaha Mandiri Jiwa Enterpreuner Jumain Appe




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :