Jum'at, 26/04/2024 00:18 WIB

Kementan Musnahkan 6,1 Ton Benih Jagung Berbakteri Asal India

Bekteri PSS akan sangat berbahaya bagi kinerja petani dalam berproduksi, karena berpotensi mengurangi produksi Jagung secara signifikan.

Karantina Pertanian Bandar Udara Soekarno Hatta memusnahkan 6,1 ton benih jagung asal India, Sabtu (30/3)

Tangerang, Jurnas.com - Karantina Pertanian Bandar Udara Soekarno Hatta memusnahkan 6,1 ton benih jagung asal India. Benih tersebut positif mengandung bakteri yang belum pernah ada di Indonesia dengan kategori Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A1 bernama Pseudomonas Syrungae Pv Syrungae (PSS).

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan meski benih yang masuk lewat Bandara Soekarno - Hatta akhir tahun lalu ini memiliki dokumen resmi dan lengkap dari negeri asal, Karantina Pertanian Indonesia wajib untuk tetap melakukan pemeriksaan laboratorium, dan hasilnya benih tersebut tidak lolos dalam verifikasi perkarantinaan Indonesia.

"Ini merupakan bentuk komitmen kami menjaga pertanian dalam negeri dari ancaman OPTK, terlebih bakteri ini belum pernah ada di Indonesia, selain merusak produksi jagung dalam negeri, bakteri ini juga sangat berbahaya karena dapat menyerang berbagai jenis family tanaman lain," ujar Jamil di sela pemusnahan di Instalasi Karantina Pertanian, Balai Besar Soekarno Hatta.

Menurut Jamil, bekteri PSS akan sangat berbahaya bagi kinerja petani dalam berproduksi, karena berpotensi mengurangi produksi Jagung secara signifikan hingga 40 persen dari hasil panen. Apabila bakteri tersebut tersebar potensi kerugiannya diperkirakan mencapai Rp11 triliunper tahun.

Lebih lanjut Jamil mengatkan, angka tersebut belum termasuk biaya pengendalian yang harus dikeluarkan pemerintah. Hal ini tidak hanya mengancam ketahanan pangan nasional tetapi juga pendapatan 6,7 juta keluarga petani jagung di Indonesia.

"Luas pertanaman jagung Indonesia mencapaj 3,35 juta hektare dengan produksi 3,4 ton per hektare, apabila kemampuan berproduksi tanaman diestimasi berkurang hingga 40 persen, maka total kehilangan produksi bisa mencapai 4,5 juta ton, dengan harga per ton Rp2,5 juta. Akumulasi kerugian mencapai Rp11 trilyun," jelas Jamil.

Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto, mengatakan, PSS merupakan bakteri yang sangat berbahaya karena termasuk penyakit yang belum ditemukan di Indonesia dan tidak dapat dibebaskan dengan cara perlakuan sehingga harus dimusnahkan dengan cara dibakar.

Menurut Gatot, bakteri tersebut berpotensi besar mendatangkan kerugian secara ekonomi serta mengancam keberhasilan Upaya Khusus (Upsus) mewujudkan swasembada Padi, Jagung dan Kedelai di Indonesia.

"Saya mengapresiasi para petugas karantina pertanian dan seluruh Komunitas Bandara, bapak ibu yang secara nyata melindungi pertanian kita, bisa dibayangkan berapa kerugian yang kita alami apabila benih berbakteri ini tersebar, ini parent seed apabila sudah diproduksi menjadi benih sebar, bayangkan berapa kerugiannya," ujar Gatot.

Perwakilan PT. Metahelix Life Sciences Indonesia, Reri Susanto selaku perusahaan pemilik benih jagung tersebut mengapresiasi kinerja pemerintah dalam mencegah masuk dan tersebarnya OPTK yang dapat membahayakan sektor pertanian dalam negeri.

"Saya mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian, sebagai bagian dari warga negara Indonesia saya harus ikut dan taat pada peraturan yang berlaku, dan ini pembelajaran untuk kami selaku pengusaha agar kedepannya tidak terjadi lagi," ungkap Reri.

Selain benih jagung, Karantina Pertanian Soekarno Hatta juga memusnahkan 2 kg benih padi asal Jepang ilegal yang dibawa oleh perorangan dan tidak dilengkapi dengan persyaratan dokumen karantina sesuai dengan UU No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.

Semangat melindungi pertanian Indonesia juga ditunjukan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Justan Ridwan Siahaan yang secara langsung ikut melakukan pemusnahan benih - benih tersebut.

"Pemusnahan ini merupakah bagian dari melindungi pertanian Indonesia, ini juga bentuk dukungan terhadap visi Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia, dan kami di Inspektorat Jenderal selain bertugas mengawasi, kami juga berkomitmen untuk ikut serta mendukung dalam mewujudkan visi tersebut," pungkas Seri.

KEYWORD :

Karantina Pertanian Benih Jagung Benih India




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :