Kamis, 25/04/2024 23:44 WIB

Teleskop Luar Angkasa Tangkap Badai Raksasa di Neptunus

Temuan baru memiliki implikasi untuk mempelajari exoplanet dengan ukuran dan komposisi yang sama.

Badai Raksasa di planet Neptunus

Jakarta, Jurnas.com - Teleskop luar angkasa Hubble untuk pertama kalinya menangkap bagaimana badai raksasa di Neptunus terbentuk, memberikan para ilmuwan wawasan tentang cara kerja dalam planet-planet raksasa es yang kurang dipahami.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters menunjukkan bahwa salah satu dari Great Dark Spots atau badai raksasa Neptunus berasal jauh lebih dalam di atmosfer planet daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dilansir CGTN, para ilmuwan planet Amerika menganalisa gambar Hubble dari sebuah titik gelap yang lebih kecil yang muncul pada tahun 2015 ketika mereka menemukan awan putih kecil yang cerah di wilayah tempat Bintik Gelap Besar 2018 nantinya akan muncul.

Awan tinggi terdiri dari kristal es metana, menunjukkan warna putih cerah. Para ilmuwan memperkirakan bahwa awan metana menyertai badai gelap dengan melayang di atasnya seperti awan lenticular yang menutupi gunung-gunung tinggi di Bumi.

Model-model komputer atmosfer Neptunus menunjukkan bahwa semakin dalam badai, semakin cerah awan rekannya.

Dalam studi lain yang diterbitkan di Astronomical Journal, para ilmuwan mengatakan badai baru akan muncul di Neptunus setiap empat hingga enam tahun dan masing-masing dapat bertahan hingga enam tahun, tetapi rentang hidup dua tahun lebih mungkin.

"Kami tidak pernah secara langsung mengukur angin dalam vortisitas gelap Neptunus, tetapi kami memperkirakan kecepatan angin berada di stadion baseball 100 meter per detik, sangat mirip dengan kecepatan angin di dalam Bintik Merah Besar Jupiter," kata Michael Wong, seorang ilmuwan planet di Universitas. dari California, Berkeley.

Mereka juga menemukan bahwa angin Neptunus perlahan melayang melintasi garis lintang. Itu tidak seperti Bintik Merah Besar di Yupiter yang tetap berada di garis lintang paling tidak selama 350 tahun.

Temuan baru memiliki implikasi untuk mempelajari exoplanet dengan ukuran dan komposisi yang sama.

"Jika Anda mempelajari planet ekstrasurya dan Anda ingin memahami cara kerjanya, Anda benar-benar perlu memahami planet kita terlebih dahulu," kata Amy Simon, ilmuwan planet di Goddard Space Flight Center NASA.

Sebanyak enam sistem badai telah terlihat sejak para ilmuwan pertama kali mengarahkan pandangan mereka pada Neptunus. Pesawat ruang angkasa NASA Voyager 2 mengidentifikasi dua badai pada tahun 1989. Sejak Hubble diluncurkan pada tahun 1990, NASA telah melihat empat badai lagi.

KEYWORD :

Badai Raksasa Teleskop Luar Angkasa Neptunus




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :