Jum'at, 19/04/2024 08:58 WIB

Penyerangan di Mali Tewaskan 157 Orang

Kelompok-kelompok jihad yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam telah mengeksploitasi persaingan etnis seperti yang terjadi antara Fulani dan Donzo di Mali

Serpihan penyerangan di Mali

Jakarta, Jurnas.com - Korban tewas dari serangan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal terhadap penduduk desa di Mali tengah telah meningkat menjadi 157, seorang juru bicara pemerintah mengatakan pada hari Selasa, membenarkan hal itu sebagai salah satu kekejaman terbaru di negara yang dilanda oleh kekerasan etnis.

Serangan itu terjadi ketika misi Dewan Keamanan PBB mengunjungi negara penghasil emas Afrika Barat itu untuk mencari solusi bagi kekerasan yang telah menewaskan ratusan warga sipil tahun lalu dan menyebar ke seluruh wilayah Sahel di Afrika Barat.

Seorang pejabat dari kota terdekat mengatakan pada hari Sabtu bahwa orang-orang bersenjata, berpakaian seperti pemburu Donzo tradisional, menyerang desa-desa yang dihuni oleh para penggembala Fulani saingan, banyak dari mereka yang mereka curigai menyembunyikan para ekstremis Islam - tuduhan yang dibantah oleh Fulani.

Dilansir Reuters, serangan itu terjadi kurang dari seminggu setelah serangan mematikan oleh jihadis pada sebuah pos tentara yang menewaskan sedikitnya 23 tentara, juga di wilayah tengah Mali. Serangan itu diklaim oleh afiliasi Al Qaeda.

"Jumlah korban tewas resmi adalah 157," kata juru bicara pemerintah Amadou Kotia. Para pejabat pada hari Sabtu mengatakan bahwa sekitar 134 telah terbunuh, meskipun mereka memperkirakan jumlah itu akan meningkat.

Kelompok-kelompok jihad yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam telah mengeksploitasi persaingan etnis seperti yang terjadi antara Fulani dan Donzo di Mali dan tetangganya, Burkina Faso dan Niger dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan rekrutmen dan membuat sebagian besar wilayah yang hampir tidak dapat dikendalikan.

Pasukan Prancis melakukan intervensi di Mali, bekas koloni Perancis, pada 2013 untuk mendorong mundur gerakan jihadis dari gurun utara, tetapi gerilyawan sejak itu telah berkumpul kembali dan memperluas kehadiran mereka ke Mali tengah dan negara-negara tetangga.

Sekitar 4.500 tentara Prancis tetap bermarkas di Sahel yang lebih luas, kebanyakan dari mereka di Mali. Amerika Serikat juga memiliki ratusan tentara di wilayah tersebut.

KEYWORD :

Kekerasan Etnis Mali




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :