Jum'at, 19/04/2024 17:54 WIB

Oman Bersaing China dalam Proyek Kilang Minyak Sri Lanka

Rumhy, bersama dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe meletakkan batu fondasi kilang minyak yang direncanakan USD3,85 miliar di Hambantota di pantai selatan, 

Menteri perminyakan Oman, Mohammed bin Hamad Al-Rumhy, tengah, dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe meletakkan batu fondasi untuk kilang minyak yang direncanakan senilai USD3,85 miliar. (Foto: Reuters)

Sri Lanka, Jurnas.com - Menteri perminyakan Oman, Mohammed bin Hamad Al-Rumhy, menyatakan senang menjadi bagian dari proyek kilang minyak Sri Lanka. Itu disampaikan setelah pekan lalu pejabat negara itu membantah, negara Timur Tengah telah setuju menanam saham dalam proyek tersebut.

Rumhy, bersama dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe meletakkan batu fondasi kilang minyak yang direncanakan USD3,85 miliar di Hambantota di pantai selatan, yang akan menjadi investasi langsung asing terbesar di pulau itu.

Sri Lanka awalnya mengatakan kementerian perminyakan Oman berencana memiliki 30 persen saham di kilang tersebut, yang akan dibangun di dekat pelabuhan senilai USD1,4 miliar yang dikendalikan China Merchants Port Holdings.

Accord Group yang berbasis di India adalah investor utama dalam proyek kilang, melalui perusahaan Singapura yang dikendalikannya.

"Kami memiliki investastir dari China, kami memiliki investor India, kami memiliki minat Oman untuk investasi, dan kami memiliki minat investor dari banyak negara lain," kata Wickremesinghe pada acara tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa Hambantota akan menjadi zona investasi multinasional," sambungnya.

Salah satu menteri senior Sri Lanka, yang menolak disebutkan namanya karena tidak memiliki wewenan berbica kepada media, mengatakan, Oman memberikan komitmen untuk berinvestasi di kilang dan tidak akan ada jalan untuk kembali.

Tetapi pada Rabu pekan lalu, Wakil Menteri Minyak dan Gas Oman, Salim Al-Aufi, mengatakan tidak ada orang di sisi ini yang mengetahui investasi tersebut.

Pekan lalu juga, Dewan investasi Sri Lanka mengatakan, perusahaan Oman lainnya, Oman Trading International, bersedia memasok semua kebutuhan bahan baku kilang dan mengambil pemasaran produk minyak yang akan dihasilkannya.

Sri Lanka, India dan China telah berlomba-lomba memberikan politik di Sri Lanka dalam beberapa tahun terakhir, dengan investasi menjadi bagian penting dari medan pertempuran.

Data pemerintah Oman menunjukkan bahwa China adalah pembeli minyak Oman terbesar. Pada Januari lalu mengimpor sekitar 80 persen dari ekspor minyak mentah Oman. Zona investasi direncanakan oleh China Harbour Engineering Corp di samping pelabuhan.

KEYWORD :

Kilang Minyak Sri Lanka Timur Tengah Oman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :