Jum'at, 19/04/2024 12:01 WIB

Komisi IV Usul Program Satu Kecamatan Satu Eskavator di Indramayu

Gotong royong di masyarakat kini sudah mulai beralih dari gotong royong tenaga menjadi gotong royong uang.

Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono di sela Apresiasi dan sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 di Pondok Pesantren As-Salafiyah Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Sabtu (23/3).

Indramayu, Jurnas.com - Potensi pertaniannya Kabupaten Indramayu termasuk besar di Jawa Barat. Wajar jika kota yang berjuluk Kota Mangga itu sebagai lumbung padi nasional. Namun miris karena angka kemiskinan di Kabupaten tersebut juga masih memprihatinkan.

"Masih banyak petani miskin. Salah satunya petani penggarap atau buruh tani," ungkap Komisi IV DPR RI, Ono Rusmono kepada Jurnas.com di sela Apresiasi dan sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 di Pondok Pesantren As-Salafiyah Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Sabtu (23/3).

Meski begitu, Ono membeberkan bahwa program yang kira-kira lima tahun Jokowi-JK di sektor pertanian sudah mempunyai titik jelas dalam mengentaskan kemiskinan di Kota Mangga itu.

"Program Jokowi-JK, sudah memiliki titik jelas, seperti meningkatnya produksi, meningkatnya luas tanam pertanian, dan terjadi juga peningkatan kesejahteraan petani walaupun masih diukur dari nilai tukar petani," ungkap Ono.

Menurut, Ono, ke depan, pemerintah akan fokus bagaimana mengurangi biaya-biaya tanam dari petani, yang selama ini tanggung jawab tersebut belum sepenuhnya dihandel pemerintah kabupaten.

"Tarolah mislanya pemerintah pusat pun, kami yang ada di DPR juga harus mengurusi saluran persier. Padahal sesuai regulasi, saluran persier itu tanggung jawab kabupaten," jelas Ono.

Ono menambahkan, pemerintah akan mendorong pembagunan saluran air persier tersebut melalui dana desa yang sudah mencapai Rp1,2 hingga Rp2,2 miliar per desa.

"Harus juga didorong perbaikan rehabilitasi, misalnya infrastruktur pertanian persier melalui floating atau alokasi dari APBD masuk ke pos bantuan keuangan pemerintah kabupaten kelapa desa untuk memperbaiki saluran irigasi tersebut," sambungnya.

Ono yang juga Anggota Dewan Pakar Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Jawa Barat, juga menyebutkan bahwa gotong royong di masyarakat kini sudah mulai beralih dari gotong royong tenaga menjadi gotong royong uang.

"Jadi misalnya normalisasi saluran air. Dulu dikeruk barang-barang menggunakan cangkul . Nah sekarang gotong royong rame rame beli eskavator. Nah idealnya Indramayu mempunyai 31 eskavator mini yang bisa digunakan masyarakat. Sehingga mereka hanya dibebani biaya solarnya," jelasnya.

Ono mengatakan, secara khusus program bantuan eskavator dari pemerintah pusat sekitar satu atau dua unit. Selebihnya ada di Pekerjaan Umum (PU) perairan. Ia berharap, ke depan terealisasi satu kecamatan satu eskavator yang bisa dikelola Brigade atau Gapoktan.

"Intinya mengurangi biaya pengeluaran petani," tegas Ono.

KEYWORD :

Bantuan Alsintan Kemiskinan Indramayu Komisi IV




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :