Jum'at, 26/04/2024 06:31 WIB

Begini Strategi Kementan Penuhi Ketersediaan Benih Unggul

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pertanian melalui Dirjen Perkebunan membuat program BUM 500 (Benih Unggul 500 Juta) dalam enam tahun ke depan dimulai 2019 hingga 2024 mendatang. Program itu untuk membuat logistik benih, menyediakan dan mendistribusikannya.

Dirjen Perkebunan, Kadis Subagyono meninjau bantuan bibit kopi di Cianjur, Rabu (20/03) (foto: Alibas_Jurnas.com)

Cianjur, Jurnas.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Kasdi Subagyono menilai ketersediaan benih unggul bagi para petani masih menjadi salah satu tantangan bagi Pemerintah untuk meningkatkan pertanian tanah air.

"Saat ini saya melihat kendalanya ada di benih baik itu ketersediaan dalam perspektif jumlah maupun kualitas," kata Subagyono di sela-sela acara Apresiasi dan sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019, Cianjur, Rabu (20/03).

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pertanian melalui Dirjen Perkebunan membuat program BUM 500 (Benih Unggul 500 Juta) dalam enam tahun ke depan dimulai 2019 hingga 2024 mendatang. Program itu untuk membuat logistik benih, menyediakan dan mendistribusikannya.

Menurut Subagyono, program itu nantinya akan memudahkan baik para petani, swasta ataupun pemerintah daerah untuk memperoleh benih unggul, sehingga mampu meminimalisir cost yang dikeluarkan karena jarak yang dipangkas.

"Kalau misalnya jaman dulu nyari kopi, kakao harus ke Jember, kalau dari Jember diangkut ke Papua berapa ongkos. Maka saya mengembangkan di setiap sentra kawasan nanti dibangun disunarseri, dibangun kebon bibit indo untuk mendekat ke kawasannya, sehingga kalau mau ditanam tidak usah mengangkut jauh-jauh, di dekatnya sudah ada benih," tutur Subagyono.

"Kalau benihnya mendekat kesitu akan memudahkan petani, swasta, pemerintah daerah mendapatkan benih unggulan," tambahnya.

Terkait kualitas benih, Subagyono menyebutkan bahwa pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kualitasnya. "Kualitas akan kita selalu perbaiki karena masih perlu kita tingkatkan kualitasnya. Maka itu perlu upaya itu. Maka nanti se-Indonesia ini disentralisasi misalnya berbicara kelapa ya kita bangun disentralisasi kelapa," katanya.

Subagyono menyebutkan saat ini Kementan telah memiliki tiga titik wilayah sentral bibit yaitu Medan, Surabaya dan Ambon.

"Medan itu punya wilayah mengerjakan Sumatera Kalimantan, sementara Surabaya itu Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, dan Ambon itu untuk Maluku, Papua, Papua Barat," tutupnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian BUM 500 Benih Unggul




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :