Rabu, 24/04/2024 16:53 WIB

Kelompok Hamas Tuding Presiden Abbas "Serakah"

Hamas, yang tidak akan dimasukkan, mengatakan penunjukan itu mencerminkan unilateralisme dan monopoli kekuasaan Abbas.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas jadi pembicara dalam pertemuan Dewan Pusat Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat, 14 Januari 2018 (Mohamad Torokman/Reuters)

Yerusalem, Jurnas.com - Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menunjuk sekutu lamanya, Mohammad Shtayyeh sebagai perdana menteri di negara itu.

Juru bicara kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh mengatakan Abbas menerima Shtayyeh, anggota komite pusat partai Fatah presiden, di kantornya pada Minggu dan memintanya membentuk pemerintahan baru, menurut kantor berita Palestina, Wafa.

Beberapa analis memandang penunjukan Shtayyeh menggantikan Perdana Menteri Rami Hamdallah yang akan keluar bagian dari upaya Abbas mengisolasi Hamas, kelompok politik saingan yang menjalankan Jalur Gaza yang terkepung.

Pemerintah sebelumnya dibentuk selama periode peningkatan hubungan antara dua partai paling dominan di kancah politik Palestina.

Pemerintahan baru diharapkan akan didominasi Fatah, meskipun partai-partai kecil lainnya akan diwakili.

Hamas, yang tidak akan dimasukkan, mengatakan penunjukan itu mencerminkan unilateralisme dan monopoli kekuasaan Abbas.

"Hamas menekankan bahwa mereka tidak mengakui pemerintahan separatis ini karena dibentuk tanpa konsensus nasional," kata juru bicara Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan.

Shtayyeh, mantan menteri pemerintah, menjadi bagian dari sejumlah tim perunding Palestina dalam perundingan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dengan Israel, dan merupakan mantan menteri pemerintah.

KEYWORD :

Monopoli Kekuasaan Presiden Palestina Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :