Jum'at, 19/04/2024 14:17 WIB

Presiden Maduro Sebut Oposisi Badut dan Boneka AS

Pemerintah Maduro belum bertindak langsung terhadap pemimpin oposisi Juan Guaido, sejak ia kembali ke Venezuela dari tur Amerika Latin pada Senin (4/3).

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menutup perbatasan dengan Kolombia. (Foto: Marcelo Garcia/AFP)

Caracas, Jurnas.com - Di tengah seruan oposisi melengserkan Preside Nocolas Maduro, ternyata masih banyak rakyat Venezuela yang memiliki loyalitas tinggi terhadap Maduro. Mereka menetang imperialisme Amerika Serikat (AS).

Pada Minggu (10/3), ribuan demonstran pada rapat umum pro-Maduro menari dan melambaikan bendera dalam acara "hari anti-imperialisme" untuk menentang AS, yang menjatuhkan sanksi minyak Venezuela.

Banyak demonstran mengenakan topi merah dan kemeja untuk mendukung "revolusi sosialis" yang diproklamirkan sebagai pemimpin, Hugo Chavez, yang meninggal enam tahun lalu dan digantikan anak didiknya, Maduro.

Lidia Calderon (37) bergabung dengan dalam aksi unjuk rasa itu mengatakan sangat menaruh harapan pada Maduro untuk memulihkan pemadaman di negara itu.

"Dia melakukan apa yang dia bisa untuk menjaga perdamaian. Dan sangat jelas bahwa (situasi) listrik adalah perang melawan rakyat," kata Calderon.

Pemerintah Maduro belum bertindak langsung terhadap pemimpin oposisi Juan Guaido, sejak ia kembali ke Venezuela dari tur Amerika Latin pada Senin (4/3).

Alih-alih Maduro justru meningkatkan serangan verbal terhadap Guaido. Ia menyebutnya sebagai "badut dan boneka" dalam pidatonya kepada para pendukungnya di luar Miraflores, istana presiden.

Ia mencemooh klaim Guaido pada akhir Januari sebagai presiden sementara Venezuela, deklarasi yang disambut baik AS dan sekitar 50 negara lainnya.

"Kami telah mengalahkan kudeta mereka," kata Maduro.

"Mereka mencoba secara tidak sah untuk mengubah menjadi presiden menjadi seseorang di lapangan publik dan sekarang, hari ini, jelas bagi dunia dia bukan presiden, bukan apa-apa. Badut dan boneka adalah orang yang seperti itu (Guaido). Kenakalan warganegara," sambungnya.

Maduro juga menuduh Guaido dan sekutunya AS menyabotase Bendungan Guri Venezuela, salah satu stasiun hidroelektrik terbesar di dunia dan landasan jaringan listrik Venezuela.

Ia mengatakan pihak berwenang telah memulihkan 70 persen kekuasaan di Venezuela sejak pemadaman nasional melanda Kamis (7/3) malam, tetapi kemajuan hilang pada Sabtu (8/3) ketika "penyusup" diduga menyerang lagi.

Oposisi Venezuela dan pejabat AS mengatakan upaya Maduro menyalahkan musuh politiknya adalah tidak masuk akal, dan bahwa korupsi dan kesalahan manajemen pemerintah selama bertahun-tahun menyebabkan pemadaman dan kemerosotan ekonomi yang semakin meluas.

Dalam pukulan lain terhadap infrastruktur Venezuela, sebuah ledakan terjadi di sebuah pembangkit listrik di negara bagian Bolivar pada hari Sabtu, menurut media setempat.

Netblocks, kelompok non-pemerintah yang berbasis di Eropa yang memantau sensor internet, mengatakan, pemadaman kedua telah melumpuhkan hampir semua infrastruktur telekomunikasi Venezuela.

KEYWORD :

Konflik Venezuela Juan Guaido Amerika Latin Nicolas Maduro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :