Kamis, 18/04/2024 10:02 WIB

AS Desak Turki Tunda Keinginannya Membeli Sistem Pertahanan Rusia

AS setuju untuk menjual 100 pesawat tempur F-35 generasi kelima terbaru ke Turki.

Sistem pertahanan udara S-400 (Foto: Sergey Pivovarov / Sputnik)

Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Turki agar tidak melanjutkan rencanya memboyong sistem pertahanan rudal Rusia yang diyakini akan mengancam pesawat tempur F-35 canggih Gedung Putih.

Pernyataan itu disampaikan Departemen Luar Negeri AS saay kepala Komando Eropa AS berbicara dengan para politisi di Capitol Hill, Rabu (6/3).

Pada pertemuan itu, ia mengataka, Turki harus mempertimbangkan kembali rencananya untuk membeli S-400 dari Rusia tahun ini.

"Kami dengan jelas memperingatkan Turki bahwa potensi akuisisi S-400 akan menghasilkan penilaian ulang partisipasi Turki dalam program F-35, dan risiko transfer senjata potensial lainnya di masa depan ke Turki," kata wakil juru bicara Robert Palladino, Selasa (5/3).

AS setuju untuk menjual 100 pesawat tempur F-35 generasi kelima terbaru ke Turki dan sejauh ini telah mengirimkan dua pesawat. Namun tahun lalau, Kongres memerintahkan penundaan pengiriman selanjutnya

Negara-negara NATO - khususnya AS - memandang pembelian peralatan buatan Rusia oleh Rusia mengundang kecurigaan. Ankara mengatakan mereka membutuhkan pertahanan rudal alternatif untuk menghadapi ancaman regional.

S-400 Rusia adalah upgrade besar-besaran ke sistem pertahanan rudal S-300, pendahulunya. Karena kemampuannya, negara-negara seperti China, Arab Saudi, Turki, India, dan Qatar kebelet ingin membeli S-400.

Namun, mereka yang menyatakan niat seperti itu, mendapat acaman semacam pembalasan diplomatik dari AS atau negara-negara NATO lainnya.

S-400 dapat melacak sejumlah besar target potensial, termasuk target sembunyi seperti jet tempur F-35 AS.

Keuntungan lain termasuk mobilitas tinggi, yang berarti dapat diatur, dipecat dan dipindahkan dalam beberapa menit.(Al Jazeera)

KEYWORD :

S-400 Rusia Amerika Serikat Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :