Jum'at, 19/04/2024 12:26 WIB

Pemimpin Oposisi Guadio Kembali ke Venezuela Jalankan Misinya

Maduro mengatakan dalam wawancara dengan ABC News yang dirilis pada Selasa bahwa nasib Guaido tergantung pada sistem peradilan

Pemimpin oposisi, Juan Guaido (Foto: Carlos Garcia Rawlins/Reuters)

Caracas, Jurnas.com - Pemimpin Oposisi, Juan Guaido mengatakan akan kembali ke Venezuela meski hal itu akan membahayakan dirinya.

Guaido, yang diakui sebagian besar negara-negara Barat sebagai pemimpin sah negara itu, menyelinap ke negara tetangga Kolombia minggu lalu untuk memimpin upaya membawa bantuan kemanusiaan ke Venezuela, tapi gagal.

Setelah bertemu dengan para pemimpin regional termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence di Bogota, Guaido diperkirakan akan kembali melalui perbatasan keropos dalam beberapa hari mendatang dan melanjutkan kegiatan politiknya menentang perintah Mahkamah Agung.

"Saya akan kembali ke Caracas minggu ini," kata Guaido dalam sebuah wawancara dengan siaran NTN24 pada Rabu(26/2)

"Peran dan tugas saya adalah berada di Caracas meskipun ada risiko,`sambungnya.

Dia melakukan perjalanan minggu lalu dari Caracas melintasi negara itu dalam sebuah karavan dan kemudian menyelinap ke Kolombia melalui jalan-jalan belakang sepanjang perbatasan 2.200 km (1.367 mil), menurut media lokal Kolombia.

Guaido mengatakan menerima bantuan dari anggota angkatan bersenjata Venezuela.

Perwakilan untuk Guaido menolak mengungkapkan jadwal kepulangannya atau apakah ia akan kembali dengan cara yang sama. Untuk kembali melalui rute resmi akan menjadi tantangan yang lebih berani bagi otoritas Maduro.

Pekan lalu, Maduro menghadapi kecaman regional karena menolak keras upaya oposisi membawa bantuan kemanusiaan. Ia membantah ada krisis meskipun mengalami krisis ekonomi hiperinflasi yang telah menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan.

Kembalinya Guaido akan memaksa Maduro untuk memutuskan apakah menangkap ketua kongres berusia 35 tahun itu atau mengabaikan lembaga negara yang terkait dengan Partai Sosialis yang berkuasa.

Guaido meminta berkas konstitusi untuk menjadi presiden sementara pada Januari, menyatakan Maduro sebagai perampas kekuasaan menyusul pemilihan ulang 2018 dalam pemungutan suara yang banyak diboikot oleh oposisi.

Lembaga-lembaga negara termasuk kantor kepala kejaksaan, Mahkamah Agung, dan petugas pengawas keuangan - semuanya secara terbuka bersekutu dengan Maduro - menanggapinya dengan membuka penyelidikan Guaido.

Tetapi tidak ada lembaga negara yang meminta penangkapan pria itu atau bahkan secara resmi menuduhnya melakukan kejahatan. Sejauh ini pihak berwenang hanya membekukan rekening bank lokalnya dan melarang bepergian ke luar negeri.

Partai Sosialis yang berkuasa di masa lalu memotong sayap politisi oposisi, khususnya penantang karismatik, dengan menuduh mereka melakukan penyimpangan dalam mengelola dana negara.

Maduro mengatakan dalam wawancara dengan ABC News yang dirilis pada Selasa bahwa nasib Guaido tergantung pada sistem peradilan

"Dia tidak bisa datang dan pergi saja. Dia harus menghadapi keadilan, dan keadilan melarang dia meninggalkan negara itu. Saya akan menghormati hukum," katanya.

Guaido mengatakan timnya memiliki strategi seandainya dia ditahan, tanpa memberikan perincian tentang apa itu.

"Seorang tahanan tidak melakukan apa pun bagi orang baik, tetapi presiden juga tidak diasingkan sehingga kita berada di perairan yang belum dipetakan di sini," katanya. (Reuters)

KEYWORD :

Kudeta Venezuela Bantuan Amerika Serikat Nicolas Maduro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :