Kamis, 25/04/2024 12:00 WIB

Iran Peringatkan Pakistan atas Tewasnya Pengawal Revolusi

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendukung kelompok-kelompok militan Sunni yang menyerang pasukan Iran.

Kepala Pengawal Revolusi Iran, Mayor Jenderal Mohammad, Ali Jafari Sabtu (16/2)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengatakan, Pakistan harus membayar mahal karena menyembunyikan gerilyawan yang diduga membunuh 27 Pengawal Revolusi Iran dalam sebuah bom bunuh diri di dekat perbatasan negara itu swal minggu ini.

Demikian disampaikan Kepala Pengawal Revolusi Iran, Mayor Jenderal Mohammad, Ali Jafari saat menghadiri pemakam  korban bom bunuh diri itu, Sabtu (16/2).

Ia juga menuduh saingan regionalnya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendukung kelompok-kelompok militan Sunni yang menyerang pasukan Iran. Ia mengingatkan, mereka akan merasakan pembalsannya.

Dilansir dari Reuters, Pakistan, Arab Saudi dan UEA membantah mendukung militan tersebut.

"Mengapa tentara dan badan keamanan Pakistan memberikan perlindungan kepada kelompok-kelompok anti-revolusioner ini? Pakistan tidak diragukan lagi akan membayar mahal," tegas Jafari.

Jafari yang menghadiri pemakaman tersebut mengatakan, pasukan Iran di wilayah itu memang rentan diserang militan minoritas Muslim Sunni dalam beberapa bulan terakhir.

"Hanya dalam satu tahun terakhir, enam atau tujuh serangan bunuh diri dinetralkan tetapi mereka mampu melakukan yang ini," kata Jafari kepada pelayat, yang memadati jalan-jalan di kota di Isfahan.

Kelompok Sunni Jaish al Adl (Tentara Keadilan), yang mengatakan pihaknya mencari hak yang lebih besar dan kondisi kehidupan yang lebih baik untuk etnis minoritas Baluchis, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

"Pemerintah Saudi dan UEA yang berbahaya harus tahu bahwa kesabaran Iran telah berakhir dan kami tidak akan lagi mendukung dukungan rahasia Anda untuk para penjahat anti-Islam ini," kata Jafari.

"Kami akan membalas darah para martir kami dari pemerintah Saudi dan UEA dan meminta Presiden (Hassan Rouhani) ... untuk membebaskan tangan kami lebih dari sebelumnya untuk operasi pembalasan," kata Jafari kepada pelayat sambil meneriakkan takbid "Allahu Akbar".

Otoritas Muslim Syiah Iran mengatakan kelompok-kelompok militan beroperasi dari tempat-tempat yang aman di Pakistan dan telah berulang kali meminta negara tetangga untuk menindak mereka.

Pernyataan Jafari datang di tengah meningkatnya ketegangan regional setelah Israel dan negara-negara Teluk Arab menghadiri pertemuan puncak di ibukota Polandia Warsawa minggu ini.

Dalam pertemuan itu, Amerika Serikat (AS) mendesak yang ikut menanda tangani kesepakatan bersejarah itu keluar dari kesepkana Nuklir Iran 2015.

KEYWORD :

Revolusi Islam Iran Kelompok Teroris Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :