Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gerbak) mengecam tindakan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang diduga mengintervensi pemerintahan Venezuela di bawah kepemimpinan Nicolas Maduro, Selasa 12 Februari 2019. (Foto: Metrotv))
Jakarta, Jurnas.com - Sekitar seratus orang yang menamai diri mereka sebagai Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) menuding Amerika Serikat (AS) merusak sistem demokrasi di Venezuela dan tidak menghargai pilihan rakyat Venezuela.
Demikian disampaikan Juru bicara Gebrak, Nining Elitos, di sela demonstrasi menentang intervensi AS terhadap urusan dalam negeri Venezuela di Jakarta, Selasa (12/2).
"Aksi ini membuktikan apa yang dilakukan AS itu salah besar, karena tidak menghormati kedaulatan rakyat Venezuela," kata Nining.
Gebrak juga mendesak agar konflik Venezuela diselesaikan secara damai. "Eskalasi konflik mesti diturunkan untuk mencegah pertumpahan darah," kata juru bicara Gebrak, Ilhamsyah.
Gebrak memulai aksi dari Patung Kuda dan melaksanakan long march menuju Kedutaan Besar AS di Jakarta Pusat sembari menyerukan desakan seperti, "Trump hands off Venezuela" dan "stop intervention to Venezuela".
Jubir Nining mengatakan aksi ini merupakan bentuk solidaritas para buruh kepada rakyat Venezuela. Menurunya sikap AS dan sejumlah negara lain yang mengakui Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela tidak menghargai kedaulatan Venezuela.
Venezuela diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Presiden Nicolas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.
Gerakan Buruh Venezuela Juan Guaido Nicolas Maduro