Sabtu, 20/04/2024 22:43 WIB

Rusia Pulangkan Puluhan Anak-anak ISIS dari Irak

Anak-anak itu mendarat di bandara Ramenskoye, dekat Moskow, pada Minggu malam, kata juru bicara Kementerian Situasi Darurat.

Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menggelar parade di Raqqa pada bulan Juni 2014 (Photo credit: Reuters)

Jakarta, Jurnas.com - Sebanyak 27 anak-anak Rusia yang ibunya ditahan di Irak karena terlibat kelompok ISIS tiba di Rusia pada Minggu (10/02) waktu setempat.

Anak-anak itu mendarat di bandara Ramenskoye, dekat Moskow, pada Minggu malam, kata juru bicara Kementerian Situasi Darurat.

"Dua puluh tujuh anak-anak Rusia telah dipulangkan dari Baghdad," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Rusia sebelumnya dilansir The National.

Ayah dari anak-anak itu terbunuh dalam pertempuran selama tiga tahun antara jihadis dan pasukan Irak, kata pejabat itu.

Anna Kuznetsova, utusan Rusia untuk hak-hak anak, membenarkan laporan itu. Dia mengatakan, 27 anak berusia empat hingga 13 tahun dan berasal dari 10 wilayah berbeda di Rusia.

ISIS merebut petak besar Irak dalam serangan kilat 2014, sebelum pemerintah mengusir para jihadis dari pusat-pusat kota dan akhirnya menyatakan kemenangan pada Desember 2017.

Kremlin mengumumkan pada awal Januari bahwa 115 anak-anak Rusia berusia di bawah sepuluh tahun bersama delapan anak berusia antara 11 dan 17 tahun masih berada di Irak.

Hukum Irak mengizinkan tahanan ditahan bersama anak-anak mereka sampai usia tiga tahun, tetapi anak-anak yang lebih besar harus tinggal bersama kerabat.

Pada bulan November, Kheda Saratova - penasihat pemimpin otoriter Chechnya Ramzan Kadyrov - memperkirakan sekitar 2.000 janda dan anak-anak pejuang ISIS Rusia masih di Irak dan Suriah yang berdekatan.

Sekitar seratus wanita dan anak-anak - kebanyakan dari republik Kaukasus - telah kembali ke Rusia sejauh ini.

Hampir 4.500 warga Rusia pergi ke luar negeri untuk berperang "di pihak teroris", kata badan intelijen domestik FSB Rusia tahun lalu.

Lebih dari 300 orang, termasuk sekitar 100 wanita asing, telah dijatuhi hukuman mati di Irak karena menjadi anggota ISIS, sementara yang lain dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Sebagian besar dari mereka yang dihukum adalah orang Turki atau berasal dari bekas republik Uni Soviet.

KEYWORD :

Rusia Irak Kelompok ISIS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :