Kamis, 25/04/2024 09:05 WIB

AS Kembali akan Desak China Reformasi Perdangangan

Kedua negara akan kembali melakukan perundingan di Beijing pekan depan, setelah beberapa perundingan terbaru berakhir di Washington pekan lalu tanpa kesepakatan.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bersama Presiden China, Xi Jinping (Foto: Thomas Peter/Reutes)

Washington, Jurnas.com - Negosiator Amerika Serikat (AS) kembali akan menekan China minggu depan pada tuntutan lama, yaitu mereformasi struktural perdaganan di negara itu.

Kedua negara akan kembali melakukan perundingan di Beijing pekan depan, setelah beberapa perundingan terbaru berakhir di Washington pekan lalu tanpa kesepakatan.

Pada Jumat (8/2), seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, persiapan sedang berlangsung dan pembicaraan akan terus fokus pada menekan Beijing untuk melakukan reformasi struktural.

Gedung Putih mengumumkan kerangka waktu untuk pembicaraan Beijing dalam sebuah pernyataan. Dikatakan pejabat tingkat rendah akan memulai pertemuan pada Senin (11/2), dipimpin pihak Amerika oleh Wakil Perwakilan Perdagangan AS Jeffrey Gerrish.

Pembicaraan tingkat yang lebih tinggi akan berlangsung Kamis dan Jumat dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Presiden AS, Donald Trump menunjuk Lighthizer untuk mempelopori proses perundingan setelah menyetujui gencatan senjata 90 hari dalam perang dagang dengan Beijing.

Trump mendorong China melakukan reformasi  perdagangan dan mengakhiri praktik perdagangan tidak adil termasuk mencuri kekayaan intelektual serta memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk berbagi teknologi mereka dengan perusahaan-perusahaan China.

"Amerika Serikat adalah produsen besar teknologi, dan inovasi, serta pengetahuan, dan rahasia dagang. Dan kita harus beroperasi di lingkungan di mana hal-hal itu dilindungi," kata Lighthizer minggu lalu setelah pembicaraan di Gedung Putih.

"Saya sama sekali tidak memprediksi kesuksesan; ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," sambungnya.

Kedua pihak berusaha untuk menuntaskan kesepakatan menjelang tenggat 1 Maret, diamana AS dijadwalkan akan menaikkan tarif impor China senilai USD200 miliar meningkat menjadi 25 persen dari 10 persen.

Jika negosiasi tidak menguntungkan Paman Sama, pejabat AS mengatakan kenaikan tarif akan berlaku. Washington dapat memperpanjang tenggat waktu tanpa kesepakatan jika perundingan sedang berlangsung.

Namun pekan lalu, Trump mengatakan tidak berpikir tenggat waktu  diperpanjang, meskipun  mengatakan kesepakatan mungkin tidak tertulis pada hasil dari perundingan.

KEYWORD :

Perang Dagang Ekonomi China Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :