Jum'at, 19/04/2024 16:17 WIB

Tunangan Khashoggi: Tak Ada Kuburan tanpa Jasad

Buku setebal 228 halaman, yang ditulis oleh dua jurnalis Turki, didasarkan pada wawancara dengan Cengiz, yang  menggambarkan sisi Khashoggi yang dilihat oleh orang-orang terdekatnya.

Tunangan Jama Khashoggi (Foto: AFP)

Riyadh, Jurnas.com - Empat bulan tewasnya Jamal Khashoggi. Jenazah dan kuburannya belum diketahui entah di mana. Orang-orang mencitanya tidak tahu di mana akan berduka dan berdoa.

"Yang penting bagi kami adalah mayat itu ditemukan, agar kami memiliki tempat di mana orang-orang yang dicintainya dapat berdoa," kata pasangan Khahoggi, Hatice Cengiz pada launcing buku, Jamal Khashoggi: Hidupnya, Perjuangan dan Rahasia-Nya di Istanbul, Jumat (8/2).

Buku setebal 228 halaman, yang ditulis oleh dua jurnalis Turki, didasarkan pada wawancara dengan Cengiz, yang  menggambarkan sisi Khashoggi yang dilihat oleh orang-orang terdekatnya.

Khashoggi korban pembunuhan brutal yang dilakukan tim operasi Saudi pada 2 Oktober tahun lalu di dalam konsulat Saudi di Istanbul, saat mengurus dokumen untuk menikahi Cengiz.

Setelah membuat banyak pernyataan kontradiktif tentang nasib Khashoggi, Riyadh mengatakan pria 59 tahun telah terbunuh dan tubuhnya lenyap saat menolak kembali ke Arab Saudi.

Pembunuhan brutal, yang digambarkan para pejabat Turki dan Amerika Serikat (AS) sebagai rencana yang rumit, menimbulkan kemarahan internasional tentang kebebasan pers dan taktik pemerintah Saudi untuk menekan kritik.

Cengiz berharap pembunuh kekasihnya itu akan dihukum dan telah mengajukan banding ke legislator di Uni Eropa (UE) dan Kongres Amerika Serikat untuk mengikuti kasus ini.

"Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengatakan bahwa kami akan menyambut dengan cara yang sangat baik jika dia (Presiden AS Donald Trump) mengambil sikap baru mengenai masalah ini," katanya.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) disebut sebagai dalang di balik pembunuhan Khashoggi. Tuduhan itu berulang kali ditolak Arab Saudi.

Khashoggi, pernah lama di kerajaan. Di akahir hayatnya, ia berprofesi sebagai kontributor Washington Post, dan menjadi kritikus paling vokal terhadap  kebijakan putra mahkota Saudi.

Cengiz mengatakan yakin bahwa Raja Saudi Salman "memiliki hati nurani" dan akan mendukung upaya Turki untuk menjelaskan pembunuhannya.

KEYWORD :

Jamal Khashoggi Arab Saudi Hatice Cengiz




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :