Kamis, 18/04/2024 10:34 WIB

Jauh Sebelumnya Putra Mahkota Arab Saudi Punya Rencana Tembak Khashoggi

pernyataan Mohammed bin Salman kepada ajudannya itu pada 2017, sebelum Khashoggi dibunuh Oktober lalu di sebuah konsulat Saudi di Istanbul.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. (Foto: Handout/Bandar Algaloud/Pengadilan Kerajaan Saudi via Reuters)

Washington, Jurnas.com  - Setahun sebelum jurnalis Saudi Jamal Khashoggi tewas, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan kepada seorang ajudannya, akan menggunakan "peluru", jika wartawan itu tidak kembali ke Saudi dan mengakhiri kritiknya terhadap pemerintah.

Menurut laporan New York Times pada Kamis itu, pernyataan Mohammed bin Salman kepada ajudannya itu pada 2017, sebelum Khashoggi dibunuh Oktober lalu di sebuah konsulat Saudi di Istanbul.

Laporan New York Times itu didasaarkan padas pejabat yang masih aktif saat ini dan mantan pejabat Amerika Serikat (AS) serta asing yang memiliki pengetahuan tentang laporan "intelijen".

Komentar itu ditepis langsung agen intelijen Amerika, lapor surat kabar itu.

Analis intelijen AS menafsirkan komentar "peluru" secara metaforis, yang berarti putra mahkota tidak berarti menembak Khashoggi, tetapi sebuah niat untuk membunuh wartawan jika tidak kembali ke kerajaan.

Riyadh, yang awalnya menyangkal mengetahui hilangnya Khashoggi sebelum menawarkan penjelasan yang kontradiktif, dengan tegas bersikeras bahwa pangeran tidak terlibat dalam pembunuhan itu.

Perwakilan untuk Kedutaan Besar Saudi di Washington, CIA dan Badan Keamanan Nasional tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari lapotan New York Times tersebut.

Badan-badan intelijen AS meyakini putra mahkota memerintahkan operasi untuk membunuh Khashoggi, kolumnis Washington Post dan orang dalam kerajaan satu kali, yang tubuhnya dipenggal.

Laporan New York Times diterbitkan satu hari sebelum tenggat waktu kongres bagi Gedung Putih untuk menyerahkan laporan apakah putra mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi dan jika bermaksud memberlakukan sanksi pada penguasa de facto.

Washington  menjatuhkan sanksi pada 17 pejabat Saudi atas peran mereka dalam kematian wartawan itu, tetapi Presiden AS, Donald Trump mengatakan mendukung putra mahkota.

Penyelidik hak asasi manusia PBB yang menyelidiki pembunuhan Khashoggi sedang dalam kunjungan selama seminggu ke Turki dan dijadwalkan untuk bertemu dengan kepala jaksa Istanbul pada Kamis.

Penyelidikan yang dipimpin PBB ke pembunuhan Khashoggi mengatakan, bukti menunjukkan kejahatan brutal "direncanakan dan dilakukan" oleh pejabat Saudi. (Reuters)

KEYWORD :

Jamal Khashoggi Arab Saudi New York Times




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :