Jum'at, 19/04/2024 07:39 WIB

Khomeini Pulang Kampung Setelah Diasingkan 40 Tahun

Kritikus blak-blakan terhadap penguasa Iran Mohammad Reza Shah Pahlavi mendarat di Bandara Internasional Mehrabad dekat Teheran pusat, dengan penerbangan Air France dari Paris.

Ayatollah Khomeini kembali ke Iran Setelah 14 tahun di pengasingan di Turki, Irak, dan Prancis. (Foto: Gabriel Duval/AFP)

Tehran,Jurnas.com - Salah satu ulam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini kembali ke negaranya setelah 14 tahun di pengasingan di Turki, Irak dan Prancis  pada 1 Februari 1979.

Kritikus blak-blakan terhadap penguasa Iran Mohammad Reza Shah Pahlavi mendarat di Bandara Internasional Mehrabad dekat Teheran pusat, dengan penerbangan Air France dari Paris.

Dilansir dari Al Jazeera, sebelum mendarat, pesawat itu berputar di atas angkasa untuk memastikan tidak ada tank yang menghalangi landasan.

Kembalinya Khomeini setelah 40 tahun dipengasingan sangat penting bagi keberhasilan revolusi Iran.  Kehadirannya akan membuka jalan bagi Iran untuk menyusun kembali perannya di Timur Tengah dan menghubungkan kembali hubungannya dengan Barat.

Mengenakan jubah hitam dan turban khasnya, ulama berusia 78 tahun itu perlahan-lahan muncul dari pesawat yang memegang pilot dengan tangan kanannya. Putranya, Ahmad, mengikuti dari belakang.

Pemandangan itu memperlihatkan para pendukung dan media dengan ramai menunggu untuk menyambutnya di landasan. Petugas keamanan dengan cepat mengantarnya ke mobil Mercedes Benz yang diparkir setelah melalui kerumunan banyak orang.

Di tengah euforia dan teriakan "Tuhan itu luar biasa!", Khomeini tidak terganggu, wajahnya tidak bergerak. Ia sesekali akan membelai janggutnya yang keperakan dan mengangkat tangannya sebagai salam.

Ia sempat ditanya seorang jurnalis Amerika Serikat (AS), bagaimana perasaannya setelah kembali dari pengasingan, Khomeini menjawab: "Hichi (Tidak Ada)".

Dengan jalan-jalan tersumbat oleh simpatisan, Khomeini kemudian naik helikopter ke pemakaman terdekat untuk memberi penghormatan kepada demonstran yang terbunuh oleh revolusi dan berbicara kepada publik.

Dilaporkan sekitar lima hingga 10 juta menyambutnya, datang hanya beberapa hari setelah shah meninggalkan tahtanya. Ia meninggalkan negerinya yang sekarang penuh gejolak, meninggalkan aliansi Iran-AS hancur berkeping-keping. Revolusi akan mengakhiri kekaisaran Persia berusia 2.500 tahun.

"Itu adalah titik balik dalam sejarah Iran modern," kata Mohamad Marandi, seorang spesialis dalam hubungan Iran-AS di Universitas Teheran, tentang kepulangan Khomeini.

Marandi mengatakan kebangkitan Khomeini dan Republik Islam mengguncang kebijaksanaan politik konvensional. Pemikirannya adalah bahwa hanya kapitalisme atau komunisme yang dapat berkembang dan bahwa keputusan hanya dibuat di ibu kota AS, Rusia atau Inggris, tiga kekuatan dunia pada saat itu.

"Untuk pertama kalinya, Iran merdeka dari kekuatan asing dan memperoleh kembali kedaulatannya setelah lebih dari seabad," katanya kepada Al Jazeera.

KEYWORD :

Ayatollah Ruhollah Khomeini Revolusi Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :