Suasana pelabuhan China (Foto: AP)
Beijing - Pertumbuhan ekonomi China sedikit mendingin pada kuartal keempat dari tahun sebelumnya seperti yang diharapkan. Hal itu karena investasi yang lemah dan kepercayaan konsumen yang mulai goyah.
China yang telah menghasilkan hampir sepertiga dari pertumbuhan global dalam beberapa tahun terakhir memicu kekhawatiran tentang resiko terhadap ekonomi dunia dan membebani laba perusahaan, dari Apple hingga produsen mobil besar.
Data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan, Produk domestik bruto kuartal keempat (PDB) tumbuh pada laju paling lambat sejak krisis keuangan global, turun menjadi 6,4 persen dari 6,5 persen pada kuartal ketiga.
Pertumbuhan setinggi itu terakhir terjadi pada awal 2009 selama krisis keuangan global. Itu berarti pertumbuhan PDB China per 2018 menjadi 6,6 persen, terendah sejak 1990 dan turun dari 6,8 persen pada 2017.
Aktivitas yang melemah dan tanda-tanda meningkatnya pengangguran menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk langkah-langkah dukungan ekonomi lebih saat Beijing bergulat dengan Amerika Serikat (AS) atas perdagangan.
Para pembuat kebijakan China berjanji akan lebih banyak mendukung ekonomi tahun ini guna mengurangi resiko perlambatan yang lebih ekstrem. Namun mengesampingkan kebijakan "banjir" stimulus seperti yang dilepaskan Beijing di masa lalu. Kebijakan yang mendongkrak pertumbuhan tetapi mewariskan gunung utang.
Dengan langkah-langkah dukungan yang diperkirakan akan memakan waktu untuk dimulai, sebagian besar analis percaya kondisi di China cenderung menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, dan melihat pelambatan lebih lanjut menjadi 6,3 persen tahun ini.
Secara triwulanan, pertumbuhan turun menjadi 1,5 persen di-Desember dari 1,6 persen di periode sebelumnya. Analis memperkirakan 1,5 persen. Namun, beberapa analis percaya, tingkat pertumbuhan aktual China sudah jauh lebih lemah dari yang diperkirakan..
KEYWORD :Perang Dagang Ekonomi China Amerika Serikat
