Bendera kebangsaan China berkibar di sekitar kontainer (Foto: Reuters)
Beijing – China sedang menghadapi ketidakpastian perdagangan tahun ini, sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang pejabat Kementerian Perdagangan China.
Ren Hongbin, asisten menteri di Kementerian Perdagangan membuat komentar tersebut dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (16/1).
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perindustrian Xin Guobin saat ditanya soal misi “Made in China 2025, mengatakan bahwa setiap negara memiliki hak untuk mengejar pengembangannya sendiri.
Pada Senin lalu, China melaporkan data perdagangan periode Desember. Dalam laporan tersebut, ekspor dan impor Beijing mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya China, lesunya perekonomian global juga dialami oleh Jerman. Ekonomi raksasa Eropa itu tumbuh 1,5 persen pada 2018, yang merupakan tingkat terendah dalam lima tahun terakhir, dan lebih lambat dari tahun sebelumnya.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (15/1), perusahaan Jerman sedang berjuang di atas dinginnya ekonomi global dan perselisihan tarif, yang dipicu oleh kebijakan America First milik Presiden Donald Trump.
“Ekonomi Jerman tumbuh untuk kesembilan tahun berturut-turut, meski pertumbuhan telah kehilangan momentum,” demikian keterangan kantor statistik, yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi didorong oleh permintaan domestik dan konsumsi rumah tangga.
Investasi perusahaan dalam negeri untuk mesin dan peralatan juga menguat, yakni naik 4,5 persen pada tahun lalu, sehingga membantu mengimbangi perlamatan pertumbuhan ekspor yang mencapai 2,4 persen, dari 4,6 persen pada 2017.
“Bila diukur dengan ekspektasi tinggi dari setahun lalu, maka jelas pertumbuhan ekonomi Jerman mengecewakan,” terang kepala ekonom KfW Joerg Zeuner.
Ekspor Jerman ke Cina tumbuh hampir 10 persen tahun-ke-tahun dari Januari hingga November, sementara ekspor ke Inggris turun 3,6 persen pada periode yang sama.
KEYWORD :Ekonomi China Kementerian Perdagangan
