Rabu, 24/04/2024 20:14 WIB

Angka Perdagangan China Rontok

Bendera kebangsaan China berkibar di sekitar kontainer (Foto: Reuters)

Beijing - Angka perdagangan baru-baru ini dari Tiongkok menunjukkan Negeri Tirai Bambu itu merasakan dampak perang dagang Amerika Serikat (AS)- China yang dimulai pada April tahun lalu.

Jurnas.com melansir dari Al Jazeera, menurut administrasi pabean China, ekspor negara itu turun 4,4 persen pada Desember, sementara impor terendah sejak 2016.

Perselisihan perdagangan dengan AS dan perlambatan permintaan global disebut-sebut sebagai biang keros atas kesulitan yang dihadapi China saat ini.

Juru bicara Administrasi Umum Kepabeanan China, Li Kuiwen pada konferensi pers di Beijing sudah mempredik China akan melewati masa-masa sulit tahun mendatang.

"Pada 2019, kekhawatiran terbesar bagi perdagangan China adalah karena lingkungan eksternal yang kompleks dan suram," jelas Kuiwen.

"Faktor-faktor yang tidak pasti dan tidak stabil masih banyak. Proteksionisme dan unilateralisme dari negara-negara tertentu membesarkan kepala mereka," kata Kuiwen tanpa menyebut nama AS secara khusus.

Angka perdagangan itu datang di tengah gencatan senjata 90 hari dalam perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Dan meskipun kedua negara telah membahas perselisihan mereka, solusi tampaknya masih sangat jauh dari panggan api.

"Satu delegasi dari Washington berada di Beijing minggu lalu untuk melanjutkan negosiasi tetapi sangat sedikit rincian dari pertemuan itu yang telah dirilis," kata koresponden Al Jazeera, Katrina You dari Beijing.

"Dengan sisa waktu 40 hari tersisa, tampaknya tidak ada solusi yang terlihat," sambungnya.

Analis mengatakan angka perdagangan dapat digunakan oleh Washington untuk menekan China.

"Saya pikir Beijing jelas tahu tekanan bahwa mereka berada di bawah untuk mengembalikan kepercayaan dalam negeri pada kepemimpinan mereka tetapi juga internasional," kata Associate Professor di Fulbright University Vietnam Christopher Balding.

"Washington juga akan tahu bahwa China membutuhkan kemenangan dan mereka akan menggunakannya untuk menekan mereka," tambah Balding, seorang ahli ekonomi Tiongkok.

KEYWORD :

Perang Dagang China Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :